Inflasi Sumsel rendah dipengaruhi penurunan tiga bahan pokok

id inflasi,inflasi sumsel,inflasi di sumsel,bank indonesia sumsel,bank indonesia,laju inflasi,laju inflasi di sumsel,info s

Inflasi Sumsel rendah dipengaruhi penurunan tiga bahan pokok

Pekerja mengangkut karung bawang di salah satu agen di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang, Sumsel, Selasa (16/5). (ANTARA FOTO/Feny Selly/aww/17)

Palembang (ANTARA) - Laju inflasi di Provinsi Sumatera Selatan terbilang rendah pada Juni 2020 yakni 0,20 persen (month-to-month) karena dipengaruhi penurunan harga tiga kebutuhan pokok, yakni bawang putih, gula pasir dan cabai merah.

Kepala Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Hari Widodo di Palembang, Rabu, mengatakan penurunan harga ini dipengaruhi relaksasi impor luar negeri yang diterapkan pemerintah dan adanya penambahan kuota impor Gula Kristal Putih (GKP).

Sementara untuk cabai merah, penurunan harga terjadi karena sejumlah sentra produksi mengalami panen sehingga menyebabkan tercukupinya kebutuhan di Sumatera Selatan.

“lnflasi Sumsel pada Juni terpantau masih rendah walau jika dibandingkan Juni ada kenaikan sedikit dari 0,16 persen (mtm) menjadi 0,20 persen (mtm). Tapi angka ini, masih berada dalam kisaran target inflasi nasional,” kata Hari.

Inflasi bulanan yang terjadi pada bulan Juni 2020 terutama disumbang oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau serta kelompok perawatan pribadi.

Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, inflasi Indek Harga Konsumen (IHK) Juni 2020 tercatat sebesar 1,72 persen (yoy) dengan inflasi tahun kalender sebesar 1,13 persen (ytd).

Realisasi inflasi tahunan tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 1,96 persen (yoy), namun lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi regional Sumatera yang sebesar 0,69 persen (yoy).

lnflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau terutama disumbang oleh peningkatan harga komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras.

Kenaikan harga daging ayam ras didorong oleh peningkatan permintaan masyarakat menyusul pelonggaran kebijakan aktivitas masyarakat oleh pemerintah.

Sementara itu, dari sisi supply, produksi Day Old Chlck (DOC) bibit ayam mengalami penurunan sehingga mempengaruhi pasokan bibit ayam ke peternak.

Di samping itu, kenaikan harga jagung juga menyebabkan tingginya harga pakan ternak.

Selanjutnya, naiknya harga telur ayam ras di level pedagang terjadi karena tingginya permintaan masyarakat akan bahan makanan tahan lama di tengah penyebaran pandemi COVID-19 yang masih terjadi hingga akhir bulan Juni 2020.

Tingginya permintaan tersebut tidak diikuti oleh jumlah pasokan yang memadai sehingga terjadi kenaikan harga komoditas telur ayam ras.

Kenaikan harga kedua komoditas ini juga terpantau dalam hasil survei Pusat lnformasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Kota Palembang dan Kota Lubuklinggau periode Juni 2020.