Desa Tumpi Baru menjadi contoh desa yang berhasil memberdayakan masyarakat desanya dengan potensi sumberdaya yang dimiliki dan menjalin kolaborasi dengan desa-desa lain di sekitarnya. Festival itu diharapkan dapat menjadi ajang pemasaran kopi, seni, dan budaya.
Selain untuk mengenalkan kopi sebagai komoditas andalan setempat, festival juga mengenalkan budaya masyarakat Gayo yang tinggal di beberapa kabupaten di kawasan Dataran Tinggi Gayo.
"Festival itu juga mengenalkan bagaimana cara menanam dan meramu kopi dan juga mengenalkan kopi sebagai komoditas andalan setempat," kata dia.
Tak hanya pengenalan kopi gayo, festival itu juga dilengkapi dengan suguhan pertunjukan kesenian, baik tradisional maupun modern, ritual tradisi, atraksi kopi, lokakarya kebun dan kopi, pasar kopi, kuliner, permainan tradisional, dan pagelaran jazz panen kopi.
Kegiatan itu bertujuan sebagai percontohan pemberdayaan masyarakat melalui kebudayaan dengan cara kreatif, mandiri, dan berkelanjutan dengan pelibatan masyarakat sekitar sebagai pelaksana dan penyelenggara kegiatan.
"Festival itu juga sebagai bentuk upaya mengenalkan dan menumbuhkan semangat melestarikan kebudayaan Gayo bagi generasi muda yang ada di Kabupaten Aceh Tengah saat ini," katanya.