Sumsel alami inflasi 0,25 persen pada Maret 2024

id Sumsel,Bps sumsel,inflasi,Ramadhan,Kebutuhan pokok,tembakau

Sumsel alami inflasi 0,25 persen pada Maret 2024

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumtara Selatan Moh Wahyu Yulianto di Palembang, Selasa (7/8/2023). (ANTARA/Youtube/BPS Provinsi Sumatera Selatam/Ahmad Rafli Baiduri)

Palembang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami inflasi secara bulanan sebesar 0,25 persen pada bulan Maret 2024.

"Inflasi Maret 2024 di Sumsel sebesar 0,25 persen secara bulanan (month to month/mtm) atau lebih rendah dibandingkan nasional yang sebesar 0,52 persen," kata Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto di Palembang, Senin.

Ia menjelaskan perkembangan inflasi selama tiga bulan terakhir di Sumsel, pada Januari terjadi deflasi 0,08 persen, Februari 0,01 persen, dan meningkat pada Maret 0,25 persen.

“Peningkatan inflasi tidak bisa dihindari karena di bulan ini adanya momen Ramadhan yang berdampak pada kenaikan konsumsi masyarakat,” jelasnya.

Ia mengatakan lima komoditas utama penyumbang inflasi pada Maret 2024 adalah daging ayam ras, telur ayam ras, emas perhiasan, bawang merah dan bawang putih.

Kemudian, dari sisi kelompok pengeluaran terdapat lima kelompok yang mengalami kenaikan dan empat kelompok mengalami penurunan indeks, serta dua lainnya dalam kondisi stabil.

Sedangkan, kelompok yang memberikan dominasi meliputi makanan, minuman dan tembakau dengan perubahan indeks sebesar 0,55 persen dengan andil 0,17 persen.

“Jadi dari inflasi 0,25%, andil untuk satu kelompok saja yaitu makanan, minuman dan tembakau sudah mencapai 0,17 persen,” katanya.

Lalu, kelompok penyediaan makan dan minum atau restoran yang mengalami perubahan harga 0,55 persen dengan andil 0,05 persen. Untuk kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang komoditasnya emas perhiasan mengalami perubahan harga sebesar 0,64 persen dengan andil inflasi 0,05 persen.

"Untuk kelompok yang terpantau mengalami deflasi diantaranya pakaian dan alas kaki sebesar 0,40 persen dengan andil 0,02 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,22 persen dengan andil 0,01 persen, serta kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan perubahan harga 0,14 persen dengan andil deflasi 0,01 persen," kata Wahyu.