Jakarta (ANTARA) - Sejarawan lulusan Universitas Indonesia JJ Rizal mengungkapkan roti buaya dalam pernikahan masyarakat Betawi tak semata-semata simbol kesetiaan tetapi untuk mengingatkan adanya masyarakat sungai atau air.
"Itu sebenarnya memori masyarakat Jakarta terhadap tempat air di dalam kebudayaan mereka," ujar dia dalam seminar daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Jakarta diketahui dialiri sekitar 13 sungai seperti Ciliwung, Angke, Pesanggrahan dan nama-nama tempat di ibu kota secara tidak langsung mengingatkan masyarakat terhadap asal usul dan fondasi historis tempat mereka hidup yang identik dengan air seperti rawa, kali, muara, tanjung, dan pulo.
Kemudian, adanya ikatan antara orang Betawi dengan unsur air disimbolkan melalui buaya yang salah satunya terwujud melalui sesuatu yang paling dekat atau privat dalam keseharian masyarakat yakni makanan seperti roti buaya.
Rizal mengatakan pada masa lalu, roti buaya yang dibawa pengantin pria saat perkawinannya ini sebenarnya untuk dipajang atau dipamerkan semisal di ruang tamu atau di atas lemari.