Palembang (ANTARA) - Warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Palembang, Sumatera Selatan diajari keterampilan membuat roti untuk bekal menjalani kehidupan setelah bebas.
"Pembinaan di Lapas ini tidak hanya menjadikan WBP menyadari pelanggaran hukum yang dilakukannya dan berubah menjadi pribadi sadar hukum, tetapi diberikan berbagai keterampilan sesuai minat dan bakatnya," kata
Kepala Lapas Perempuan Palembang, Ike Rahmawati, di Palembang, Ahad.
Sebelumnya, WBP Lapas Perempuan Palembang diberikan pembinaan kemandirian tata rias wajah dan rambut atau salon kecantikan, dan menjahit.
Dalam program keterampilan membuat roti kali ini, menurut Ike, pihaknya memberikan pelatihan kepada 24 orang WBP.
Warga binaan yang mengikuti pelatihan itu,
dalam praktiknya ada empat orang yang dinilai mahir membuat roti dengan tiga varian roti dan lima rasa.
Roti yang dihasilkan WBP tersebut, yakni roti manis, roti tawar, dan roti bakar, dengan pilihan rasa (topping) coklat, keju, kacang merah, srikaya, dan kismis.
Untuk mendukung WBP melakukan praktik membuat roti selama menjalani masa pembinaan, pihaknya menyiapkan satu unit oven Getra tipe RFL-36SS, satu unit mesin pengembang adonan Getra tipe FJ-30GC, serta satu unit mixer roti dan kue berkapasitas 12 kg.
Peralatan tersebut merupakan bantuan CSR dari PT Pertamina Patra Niaga Integrated Palembang, dan diharapkan ada perusahaan lainnya yang bisa membantu tambahan peralatan.
Sementara untuk memasarkan roti yang diproduksi oleh WBP Lapas Perempuan ini, pihaknya membuka Galeri Roti di depan Lapas Perempuan yang terletak di pinggir Jalan Merdeka No.12 Kota Palembang.
Tempat pemasaran roti di Galeri Le Panile itu disiapkan tempat bagi pembeli untuk makan di tempat (dine in) menikmati pilihan menu lainnya seperti aneka lauk-pauk, minuman, model, tekwan, pempek, dan mie ayam
Selain itu, roti dan kue hasil produksi Galeri Le Panile juga dipasarkan secara daring (online) melalui media sosial instagram @bimkerlppplg.
Sementara Kakanwil Kemenkumham Sumsel Harun Sulianto mengapresiasi pembinaan kemandirian di Lapas Perempuan Palembang dengan keterampilan membuat roti dan berbagai keterampilan lainnya.
"Dengan keterampilan membuat kue, salon kecantikan, menjahit, dan keterampilan lainnya, diharapkan WBP Lapas Perempuan Palembang setelah bebas menjalani masa pidananya dapat memanfaatkan keterampilannya untuk bekerja atau merintis usaha," ujar Harun.