Mengenali sisa-sisa peradaban dari Goa Putri dan Goa Harimau

id Goa Putri, Goa Harimau, Desa Padang Bindu, Kabupaten OKU

Mengenali sisa-sisa peradaban  dari Goa Putri dan Goa Harimau

Objek wisata Goa Putri di Kabupaten OKU ramai dikunjungi wisatawan saat libur Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriyah. (ANTARA/Edo Purmana/24)

Baturaja (ANTARA) - Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) yang merupakan salah satu  dari 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan, memiliki berbagai macam objek wisata alam maupun objek wisata sejarah dan budaya. 

Berdasarkan data,  Kabupaten OKU memiliki lebih dari 40 objek wisata. Objek wisata tersebut di antaranya adalah  Gua Putri di Desa Padang Bindu, Air Terjun Kambas di Desa Ulak Lebar, Air Panas Gemuhak di Desa Gunung Tiga, Batu Lesung Bintang di Desa Laya, serta Rantai Kupai di Desa Tungku Jaya,

Objek wisata lainnya,  Wisata Alam Mendingin di Desa Mendingin, Bukit Pelawai yang berada di  Desa Laya, Desa Pusar, Desa Batu Kuining dan Desa Karang Agung, serta Gua Harimau di Desa Padang Bindu.

Dari objek wisata itu, Gua Putri dan Gua Harimau yang berada dalam satu desa yakni Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji --sekitar 35 kilometer dari Ibu Kota OKU, Baturaja-- tidak hanya memiliki panorama goa yang eksotis akan tetapi objek wisata ini juga menyimpan legenda turun-temurun dan sejarah budaya.

Gua Putri dan juga Gua Harimau menjadi ikon wisata Kabupaten OKU. Objek wisata ini menawarkan perpaduan wisata alam dengan wisata sejarah budaya.  Gua Putri kental dengan legenda Si Pahit Lidah dan Putri Dayang Merindu, sedangkan Gua Harimau dikenal dengan "rumah peradaban" karena gua ini penuh dengan penemuan situs yang berasal dari ribuan tahun lalu.

Objek wisata gua ini juga banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun luar daerah pada liburan panjang masa Lebaran. 

Gua Putri

Gua Putri terletak di Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji atau berjarak sekitar 200 kilometer dari Kota Palembang dan 35 kilometer dari Baturaja, Ibu Kota Kabupaten OKU.

Gua Putri memiliki kedalaman sekitar 150 meter dengan ketinggian 20 meter dan lebar 20-30 meter. Di komplek goa ini  mengalir anak Sungai Sumuhun yang konon apabila pengunjung mandi atau mencuci muka di aliran sungai tersebut, semua keinginannya akan terwujud.

Menurut legenda yang diyakini masyarakat sekitar, keberadaan Gua Putri bermula dari kehidupan seorang putri bernama Dayang Merindu yang merupakan selir dari Prabu Amir Rasyid, penguasa Kerajaan Ogan yang hidup di zaman dahulu kala.

Suatu pagi, sang putri mandi di muara Sungai Sumuhun dan saat itu melintas seorang pengembara bernama Serunting Sakti atau lebih dikenal dengan nama Si Pahit Lidah yang ingin sekali menyapa putri berparas cantik tersebut.

Tapi, kehadiran Serunting Sakti tidak diperhatikan oleh Putri Dayang Merindu, bahkan terkesan sombong,  sehingga membuat pengembara sakti asal Sumatera Selatan tersebut mengutuk sang putri dan seluruh kerajaannya menjadi batu.

"Si Pahit Lidah ini adalah seorang tokoh pendekar sakti yang terkenal di Sumatera Selatan yang konon katanya setiap dia berucap akan terwujud, termasuk mengutuk apapun menjadi batu," kata Riswan, salah seorang warga sekitar. Hal tersebut dibuktikan dengan masih banyaknya peninggalan-peninggalan Kerajaan Ogan yang berubah menjadi batu di dalam gua tersebut yang abadi hingga saat ini.

Selain pemandangan alam yang indah, Gua Putri juga memiliki banyak stalaktit dan stalagmit yang menarik. Jika dinding gua terpapar cahaya, maka akan tampak warna-warni yang indah dan tatanan batu yang terdapat di bagian dalam pun sangat menarik.