Mengenali sisa-sisa peradaban dari Goa Putri dan Goa Harimau

id Goa Putri, Goa Harimau, Desa Padang Bindu, Kabupaten OKU

Mengenali sisa-sisa peradaban  dari Goa Putri dan Goa Harimau

Objek wisata Goa Putri di Kabupaten OKU ramai dikunjungi wisatawan saat libur Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriyah. (ANTARA/Edo Purmana/24)

Menurut cerita, batu-batu tersebut secara alami terbentuk menyerupai sebuah tempat peristirahatan, singgasana, pedapuran untuk memasak, dan pembaringan (Dayang Merindu) yang di bawahnya mengalir air Sungai Semuhun.

Wisatawan biasanya menelusuri gua ini sampai ke sebuah kolam yang diyakini sebagai tempat pemandian Putri Dayang Merindu.  Konon,  apabila mandi atau mencuci muka di aliran sungai ini semua keinginan dapat terwujud.

Setiap tamu yang ingin masuk ke dalam Gua Putri diharuskan mengetuk dinding goa sebanyak tiga kali yang menandakan salam untuk para leluhur dan menjaga sikap, perkataan serta perbuatan selama berada di dalam goa agar penunggunya tidak marah.

Setiap pengunjung yang masuk ke dalam gua diminta menjaga sopan santun dan tidak boleh sembarang berucap untuk menghormati penghuni di dalamnya.


Gua Harimau

Sementara itu,  Gua Harimau yang hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer dari lokasi Gua Putri, menyimpan peninggalan peradaban manusia kuno yang hidup sekitar 3.500 tahun lalu.

Untuk menuju objek wisata ini para pengunjung harus menyeberangi Sungai Ogan melalui jembatan gantung tua, kemudian menelusuri jalan setapak sejauh 4 kilometer melewati Sungai Haman (Aek Haman).

Sebanyak 35 kerangka manusia kuno dari Ras Mongoloid berhasil ditemukan di mulut Gua Harimau oleh Tim Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata RI yang dipimpin Prof Trauman Simanjuntak pada 2014 silam.

Menurut Prof Trauman Simanjuntak saat itu, kerangka manusia yang ditemukan tidak lagi termasuk dalam kategori manusia purba melainkan manusia kuno. Dikategorikan manusia kuno mengingat secara fisik bentuknya seperti manusia modern dan mereka juga sudah mengenal senjata yang dibuat dari batu. Makannya juga sudah omnivora.

Analisis Tim Puslit Arkenas pun menyatakan, kerangka manusia yang ditemukan di Gua Harimau termasuk dalam ras mongoloid karena adanya ciri-ciri morfologi yang ditemukan, yaitu bentuk tengkorak yang meninggi dan membundar (brachy cephal) serta bagian tengkorak belakang yang datar.

Selain itu, juga ada ciri morfologi gigi seri berbentuk orbit mata, kedalaman tulang hidung (nasal) serta postur tulang dan tubuh mereka yang khas mongoloid.

Selain fosil, para arkeolog juga menemukan benda-benda bernilai sejarah tinggi seperti gerabah, biji kemiri yang telah menjadi fosil, batu pemukul serta beliung batu yang diperkirakan berasal dari 2.000-3.500 tahun yang lalu.

Situs Gua Harimau merupakan salah satu situs cagar budaya yang ada di Kabupaten OKU. Situs ini ditemukan pada tahun 1997 dan telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya (BCB) oleh pemerintah pusat.


Potensi wisata

Tingginya animo masyarakat dari berbagai daerah untuk berkunjung ke dua objek wisata andalan di Kabupaten OKU tersebut, mendorong pemerintah daerah setempat mengambil langkah untuk meningkatkan sarana dan prasarana demi  kenyamanan pengunjung ke Gua Putri dan Gua Harimau.

Sejauh ini sudah banyak pembangunan infrastruktur di Gua Putri seperti seperti fasilitas umum, tourist information, art trade, fasilitas jalan, transportasi, akomodasi, dan pos pengamanan serta akses penerangan yang dibangun sejak beberapa tahun silam.

Pemkab OKU juga telah memperbaiki akses infrastruktur jalan menuju Situs Cagar Budaya Gua Harimau di Desa Padang Bindu, sehingga objek wisata tersebut kini lebih mudah dijangkau wisatawan.

Para pengunjung dapat melihat secara langsung fosil dan puluhan kerangka manusia purba berusia 3.500 tahun lalu dari dua ras yakni Neomongolit hingga Autoromenalisia.

Fosil dan kerangka manusia ini menceritakan perjalanan manusia purba hingga modern saat ini. Perjalanan sejarah itu dipamerkan di Museum Goa Harimau yang dibangun di sekitar objek wisata tersebut.

Setiap pengunjung harus mentaati aturan dan setiap tanda larangan yang dipasang di sekitar Gua Putri dan Gua Harimau untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Wisatawan yang berkunjung ke objek wisata ini akan dipandu oleh pihak pengelola untuk memastikan keamanan dan kenyamanannya.
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mengenali sisa-sisa peradaban dari Gua Putri dan Gua Harimau