Palembang (ANTARA News Sumsel) - Inflasi Sumatera Selatan pada Juli 2018 cukup terkendali atau hanya 0,02 persen sehingga diprakirakan target pemerintah yang telah ditetapkan secara nasional akan tercapai 2,5 persen plus minus sampai akhir tahun.
"Pada Juli 2018 Sumatera Selatan mengalami inflasi 0,02 persen atau secara tahun kalender sepanjang Januari sampai Juli kumulatif menjadi 2,04 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan Yos Rusdiansyah di Palembang, Rabu.
Sejalan dengan itu nanti, katanya, tentu perkembangan harga pada akhir tahun akan ada dinamikanya pada Desember, karena tahun baru dan natal, katanya.
Jika dilihat komoditasnya untuk inflasi itu disebabkan daging ayam, telur ayam, bensin dan pembelian paket pulsa. Ini dinamika yang terjadi, katanya.
Ia menilai, pembelian paket pulsa ini memang sekarang ini eranya gawai (gadget) dari masyarakat mulai kelompok bawah sampai atas sudah menggunakan telpon genggam (handphone).
Pembelian pulsa sistem paket ini untuk daring (online) itu kebutuhannya meningkat, karena rumah tangga sudah menjual produk melalui online sehingga kebutuhan paket pulsa meningkat sangat tinggi.
Pada era digital masyarakat sudah terbiasa menggunakan handphone adroid , smart phone, ujarnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, kota Palembang sendiri pada Juli 2018 mengalami deflasi sebesar 0,01 persen.
Komoditas yang menyumbang andil deflasi terbesar di Kota Palembang antara lain angkutan udara, bawang merah dan angkutan antar kota.
Sementara Kota Lubuklinggau mengalami inflasi sebesar 0,28 persen, katanya.
Inflasi Sumsel juli 2018 terkendali
BPS (ANTARA)
