Polisi amankan warga Lubuklinggau bawa sabu

id polisi, kriminal, bawa sabu, warga ditangkap, sabu-sabu, narkoba, narkotika

Polisi amankan warga Lubuklinggau bawa sabu

Ilustrasi (Antarasumsel.com/ist)

Musirawas (ANTARA Sumsel) - Jajaran Polres Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, mengamankan dua orang warga Kota Lubuklinggau diperegoki membawa narkoba jenis sabu.

Kedua warga Kota Lubuklinggau itu Hermansyah (35) dan Arisandi(35) dibekuk polisi di jalan raya Tanah Priuk, Rabu (23/4), kata Kepala Poisi Resort Musirawas AKBP Chaidir, Jumat.

Dari tangan tersangka polisi mengamankan 8,32 gram dan satu paket kecil sabu seberat 0,31 gram, bila diuangkan nominalnya sekitar Rp12,3 juta.

Kronoligis penangkapan ke dua tersangka itu, saat petugas melintas di jalan raya Desa Tanah Priuk, Kabupaten Musirawas pada waktu bersamaan melintas tersangka mengendaraai sepeda motor tampak mencurigakan.

Petugas langsung memberhentikan kendaraan tersangka dan dilakukan penggeledahan dan ditemukan dua paket serbuk krital diduga sabu.

Setelah itu kedua tersangka dan barang bukti langsung digelandang ke Mapolres untuk diproses secara hukum dan penyidik terus melakukan pengembangan untuk menangkap pelaku lainnya.

Sebelumnya jajaran Polres Musirawas mengamankan seorang petani Desa Sumber Karya, Kabupaten Musirawas Utara karena diketahui menyimpan sabu sebesat 0,4 gram.

Petani bernama HP (23) itu diketahui menyimpan sabu setelah mendapat laporan dari masyarakat dan petugas langsung melakukan penyelidikan

Ketika petugas menggeleda rumah tersangka, Senin (14/4) sekitar pukul 21.00 Wib ditemukan tiga paket sabu seberat 0,4 gram di dalam lemari pakaiannya.

Ia mengatakan peredaran narkoba jenis sabu tersebut saat ini sudah merambah hingga masyarakat pedesaan termasuk judi jenis toto gelap (togel).

"Kita begerak secara bertahap tapi pasti untuk menekan pengguna dan pemakai barang haram tersebut, sehingga setiap minggu ada saja yang berhasil ditangkap petugas di lapangan," ujarnya.

Daerah sasaran peredaran narkoba jenis sabu itu sudah terfokus di wilayah pedesaan bahkan anak pelajar, sehingga tingkat kriminal terus meningkat.

Namun mata rantai peredaran tersebut akan diputus dengan cara menurunkan intel ke lapangan dalam jumlah banyak dan berpakaian preman, katanya.