Dodi Reza: Muba berharap jadi pusat penelitian karet

id karet,aspal karet,musi banyuasin,kabupaten musi banyuasin,muba,kabupaten muba,sumatera selatan

Dodi Reza: Muba berharap jadi pusat penelitian karet

Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex. (ANTARA/HO/21)

Sejak awal Muba memiliki komitmen yang sangat besar untuk mengembangkan aspal karet. Kami pun sangat berharap bakal menjadi daerah tempat studi dan riset berkaitan karet
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, berharap menjadi lokasi pusat penelitian karet di Indonesia karena sangat serius dalam program hilirisasi.

Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex di Sekayu, Senin, mengatakan, teknologi pengembangan aspal karet dipercaya akan lebih masif jika berada di daerah sentra penghasil karet yakni Kabupaten Muba.

“Sejak awal Muba memiliki komitmen yang sangat besar untuk mengembangkan aspal karet. Kami pun sangat berharap bakal menjadi daerah tempat studi dan riset berkaitan karet,” kata dia.

Sejauh ini, Kabupaten Muba sudah menggandeng Pusat Penelitian (Puslit) Karet Sumbawa di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, untuk mengembangkan produk turunan dari karet.

Muba sudah menggarap penerapan aspal karet sejak 2018 hingga kini.

Pada 2021, Kabupaten Muba menganggarkan dana senilai Rp36 miliar lebih untuk mengimplementasikan teknologi aspal karet yang sebelumnya telah diujicobakan sejumlah ruas jalan di daerah tersebut.

Teknologi aspal karet itu akan menyerap karet petani dalam bentuk lateks yang diolah di tingkat Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar.

Penggunaan karet petani dalam aspal karet ini sudah dirintis sejak tiga tahun ini, yakni dengan bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor untuk menemukan teknologi terbarunya.

Pemkab Muba kemudian menindaklanjutinya dengan membangun pabrik pengolahan aspal karet bekerja sama dengan Pusat Penelitian Karet dan PT Jaya Trade yang merupakan perusahaan yang sudah melakukan hilirisasi karet.

Baca juga: Sumsel perkenalkan kemitraan ala sawit ke petani karet
Baca juga: Musi Banyuasin gandeng Puslit Karet Sembawa kembangkan hilirisasi

Dengan produksi karet mencapai 155.303 ton per tahun, Pemkab optimistis sebanyak 636 ribu ton lateks dapat dihasilkan dan 318 ribu ton lateks pekat yang dapat diproduksi melalui pabrik ini.

“Kami mencatat ada potensi serapan lokal dari lateks untuk aspal karet ini mencapai 4,1 juta ton, dengan asumsi campuran karet sebesar 7 persen dari komponen aspal,” kata Dodi.

Untuk itu, pengembangan teknologi aspal karet ini menjadi salah satu proyek strategis Pemkab Muba yang bertujuan meningkatkan nilai tambah agar petani menjadi lebih sejahtera.

Seperti diketahui harga karet selalu tergantung dengan pasar ekspor, yang mana sejak beberapa tahun terakhir hanya berada di kisaran Rp6.000/Kg (dengan masa pengeringan 50 persen) lantaran terjadi kelebihan suplai di dunia.

Sementara jika diupayakan adanya serapan dalam negeri maka getah karet yang diolah menjadi lateks maka petani bisa menjualnya senilai Rp19.000/Kg melalui UPBB.

Saat ini produksi karet petani Muba mencapai 155.303 ton/tahun dan luas perkebunan 297.000 Hektare atau menyasar 83.156 KK.

Dalam upaya peningkatan nilai tambah komoditas karet ini, Pemkab Muba juga sudah membentuk kelembagaan petani karet melalui UPBB melalui Perbup No. 324/2015. Sebanyak 70 UPPB dengan anggota 10.580 KK menghasilkan bokar dengan kualitas terjamin sehingga harga jual menjadi lebih tinggi.
Baca juga: Musi Banyuasin siapkan Rp36 miliar implementasikan aspal karet 2021