Pekanbaru (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan Kota Pekanbaru pada Selasa pagi berselimut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang berasal dari Provinsi Riau sendiri dan juga kiriman dari Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
“Ada peluang asap kiriman dari Sumsel, selain dari asap kebakaran di Riau sendiri. Jadi menumpuk di Pekanbaru,” kata Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru, Yudhistira Mawaddah kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Ia mengatakan asap atau jerebu karhutla menurunkan jarak pandang pada Selasa pagi menjadi 1,5 kilometer pada pukul 07.00 WIB. Namun, pada pukul 08.00 WIB angin sudah banyak berhembus sehingga membawa asap dan jarak pandang naik ke 3 kilometer.
“Kondisi masih asap,” ujarnya.
Ia menjelaskan selain asap kiriman dari Sumsel, jerebu yang menyelimuti Pekanbaru juga berasal dari Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hulu (Inhu) dan Indragiri Hilir (Inhil). Sebabnya, angin masih berhembus dari arah tenggara ke barat daya dengan kecepatan 10-30 km/jam.
Kondisi udara di Pekanbaru juga terpantau menurun dari hari sebelumnya berstatus baik ke status sedang. Data BMKG menyatakan pada pukul 06.00 WIB satelit mendeteksi ada 175 titik panas yang jadi indikasi awal Karhutla di wilayah Sumatera, dan Riau paling banyak dengan 73 titik. Potensi asap kiriman dari Sumsel juga masih tinggi karena daerah itu ada 34 titik panas.
Dari 73 titik panas di Riau, daerah paling banyak adalah Kabupaten Pelalawan dengan 23 titik. Kemudian Inhil 17 titik, Inhu 10 titik, Kampar 8 titik, Bengkalis dan Rohul masing-masing 3 titik, Kepulauan Meranti, Rohil dan Kuansing masing-masing 2 titik, serta Siak, Kota Dumai dan Kota Pekanbaru masing-masing satu titik panas.
“Asap di Pekanbaru juga karena kebakaran di Pekanbaru juga karena pagi ini terpantau ada satu titik,” ujarnya.
Dari jumlah titik panas yang ada, BMKG menyatakan ada 44 titik yang terindikasi kuat merupakan titik api karhutla. Lokasi paling banyak di Pelalawan dengan 15 titik, kemudian di Inhil 12 titik, dan Inhu tujuh titik.
Berdasarkan pantuan Antara, sejumlah warga Pekanbaru mulai mengeluhkan bau asap lagi padahal sehari sebelumnya udara sudah segar. Warga yang beraktivitas di luar ruangan terpaksa mengenakan masker medis.
“Makin siang makin pekat asapnya,” kata seorang warga Pekanbaru, Pienti (32).
Berita Terkait
BMKG: Sistem informasi hidro-meteorologi RI layak jadi percontohan
Rabu, 24 April 2024 8:12 Wib
Pemprov Sumsel raih penghargaan Clean Air Championship Awards 2024
Senin, 1 April 2024 19:31 Wib
Siaga lebih awal, BPBD Sumsel prioritaskan penanganan karhutla di 4 daerah
Kamis, 21 Maret 2024 21:50 Wib
14 titik panas di Sumatera Selatan, lokasi di lahan non gambut
Kamis, 21 Maret 2024 13:00 Wib
BMKG deteksi 19 titik panas di Sumut
Selasa, 19 Maret 2024 15:09 Wib
Pj Gubernur Sumsel pertahankan pola penanganan karhutla 2023
Jumat, 15 Maret 2024 21:03 Wib
Cegah karhutla, Pemerintah intensifkan pembasahan gambut
Kamis, 14 Maret 2024 15:37 Wib
Riau daerah pertama status siaga darurat karhutla 2024
Kamis, 14 Maret 2024 9:00 Wib