Siaga lebih awal, BPBD Sumsel prioritaskan penanganan karhutla di 4 daerah
Palembang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan (Sumsel) memprioritaskan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di empat daerah.
Kepala BPBD Sumsel M Iqbal Alisyabanah di Palembang, Rabu, mengatakan untuk penanganan karhutla 2024 pihaknya memprioritaskan empat wilayah rawan karhutla yaitu Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba), Muara Enim, dan Ogan Ilir.
Pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan kesiapsiagaan perusahaan perkebunan yang beroperasi di Bumi Sriwijaya. Pemeriksaan itu melibatkan multisektoral mulai dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, serta semua pihaknya pemangku kepentingan lainnya.
"Kami akan melakukan pemeriksaan terhadap 53 perusahaan yang ada di empat wilayah itu. Semua dicek mulai dari peralatan hingga personel," jelasnya.
Pihak juga akan mendirikan posko bersama TNI, Polri, BPBD, dan Manggala Agni, di titik rawan karhutla yang ada di Sumsel. Hal itu dilakukan untuk memastikan tim dapat lebih sigap turun melakukan pemadaman jika terjadi kebakaran.
"Kami juga meminta embung-embung yang ada di perusahaan tetap dijaga untuk digunakan saat kebakaran. Sebab sumber air ini akan digunakan tim darat dan udara agar cepat memadamkan api," ujarnya.
Selain itu pihaknya tidak menaikkan status siaga mengingat hampir seluruh wilayah masih alami hujan intensitas ringan-lebat.
"Kondisi Sumsel berbeda dengan Riau yang sudah menaikkan statusnya menjadi siaga. Daerah pesisirnya sudah jarang hujan, meskipun di wilayah lain masih ada hujan,” jelasnya.
Kemudian untuk menaikkan status Siaga, kata dia, setidaknya harus ada dua daerah yang telah terjadi karhutla. Lalu BMKG sudah menyampaikan laporan jika musim kemarau telah tiba sehingga bisa berdampak pada karhutla.
"Saat ini kami belum menaikkan status Siaga, sebab masih ada hujan di Sumsel. Namun kesiapsiagaan penanganan karhutla harus selalu kami lakukan agar bisa diantisipasi lebih dini dan cepat," kata Iqbal.
Kepala BPBD Sumsel M Iqbal Alisyabanah di Palembang, Rabu, mengatakan untuk penanganan karhutla 2024 pihaknya memprioritaskan empat wilayah rawan karhutla yaitu Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba), Muara Enim, dan Ogan Ilir.
Pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan kesiapsiagaan perusahaan perkebunan yang beroperasi di Bumi Sriwijaya. Pemeriksaan itu melibatkan multisektoral mulai dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, serta semua pihaknya pemangku kepentingan lainnya.
"Kami akan melakukan pemeriksaan terhadap 53 perusahaan yang ada di empat wilayah itu. Semua dicek mulai dari peralatan hingga personel," jelasnya.
Pihak juga akan mendirikan posko bersama TNI, Polri, BPBD, dan Manggala Agni, di titik rawan karhutla yang ada di Sumsel. Hal itu dilakukan untuk memastikan tim dapat lebih sigap turun melakukan pemadaman jika terjadi kebakaran.
"Kami juga meminta embung-embung yang ada di perusahaan tetap dijaga untuk digunakan saat kebakaran. Sebab sumber air ini akan digunakan tim darat dan udara agar cepat memadamkan api," ujarnya.
Selain itu pihaknya tidak menaikkan status siaga mengingat hampir seluruh wilayah masih alami hujan intensitas ringan-lebat.
"Kondisi Sumsel berbeda dengan Riau yang sudah menaikkan statusnya menjadi siaga. Daerah pesisirnya sudah jarang hujan, meskipun di wilayah lain masih ada hujan,” jelasnya.
Kemudian untuk menaikkan status Siaga, kata dia, setidaknya harus ada dua daerah yang telah terjadi karhutla. Lalu BMKG sudah menyampaikan laporan jika musim kemarau telah tiba sehingga bisa berdampak pada karhutla.
"Saat ini kami belum menaikkan status Siaga, sebab masih ada hujan di Sumsel. Namun kesiapsiagaan penanganan karhutla harus selalu kami lakukan agar bisa diantisipasi lebih dini dan cepat," kata Iqbal.