Gubernur Sumsel terus dorong perkembangan ponpes

id Herman Deru,ponpes di sumsel,perkembangan pondok pesantren,era globalisasi,Gubernur Sumsel

Gubernur Sumsel terus dorong perkembangan ponpes

Gubernur Sumsel Herman deru . (ANTARA FOTO/ Feny Selly )

Palembang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru terus mendorong perkembangan pondok pesantren di provinsi itu karena lembaga tersebut dinilai sebagai tempat pembinaan moral generasi penerus.

"Apalagi pendidikan moral sangat dibutuhkan dalam era globalisasi sekarang ini sehingga ponpes sangat dibutuhkan," kata Gubernur di Banyuasin, Selasa.

"Jadi tidak ada gunanya pintar saja bila kurang berakhlak. Oleh karena itu perkembangan ponpes patut didukung dan berikan apresiasi," ujar dia.

Begitu juga Ponpes Barokatul Qodiri di Desa Sidomulyo, Kecamatan Air Kumbang, Kabupaten Banyuasin, yang sudah 12 tahun mengajarkan ilmu agama serta ilmu pengetahuan lainnya sehingga harus didukung.

Sehubungan itu pihaknya memberikan apresiasi pada pengurus pondok pesantren yang konsisten dalam mencetak generasi yang berakhlak, bermoral dan cinta Al Qur'an.

Gubernur juga mengajak masyarakat dan para santri serta orang tua untuk selalu bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan Allah SWT.

Sumsel sekarang ini dalam kondisi aman sehingga harus dijaga bersama agar jangan sampai terpecah belah karena beda pilihan, khususnya dalam menghadapi Pemilu 2019.

Terkait dengan pembangunan gedung sekolah dalam kompleks Ponpes Barokatul Qodiri yang masih dalam tahap pengerjaan, Gubernur berjanji akan membantu dengan menugaskan kepala dinas terkait.

Sementara Bupati Banyuasin Askolani dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Sosial Senen Har mengatakan, pihaknya juga memberikan apresiasi pada jajaran Ponpes Barokatul Qodiri yang bertekad menjadikan Banyuasin religius.

Mengenai masalah religius sejalan dengan Visi dan Misi pasangan Bupati dan Wakil Bupati Banyuasin periode 2018-2023, yakni Banyuasin Bangkit Adil dan Sejahtera yang salah satunya mewujudkan Banyuasin religius.

"Kita bertekad menekan buta aksara Al Qur'an. Pembangunan di Banyuasin bukan fisik saja, tapi juga mental dan spiritual," tambah dia. (*)