Pengamat: Palembang melakukan revolusi transportasi

id lrt,transportasi massal,pengamat transportasi,investasi

Pengamat: Palembang melakukan revolusi transportasi

Gerbong kereta layang ringan atau "Light Rail Transit" (LRT) melintasi di salah satu zona di Palembang, Sumsel, Senin (23/7). ( ANTARA News Sumsel/Feny Selly/Ang/18)

....Ini menarik karena ada budaya tepat waktu dan kepastian sehingga akan menstimulan orang untuk datang ke Palembang. Artinya, orang akan berani berinvestasi di kota ini....
Palembang (ANTARA News Sumsel) - Kota Palembang sedang melakukan revolusi transportasi setelah memiliki kereta layang ringan (LRT)  yang membentang 24 kilometer dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II ke Kompleks Olahraga Jakabaring Sport City.

Pengamat transportasi Universitas Trisakti Jakarta Yayat Supriatna dalam acara sosialisasi "Payo Naek LRT, Life Style Baru Wong Kito" di Hotel Aryaduta Palembang, Rabu, mengatakan, dengan adanya revolusi transportasi ini maka Palembang harus bersiap menghadapi suatu perubahan besar menuju gaya hidup masyarakat modern.

"Palembang sudah bisa dikatakan sebagai kembaran Jakarta karena sudah ada LRT. Citra kota semakin meningkat yang tentunya sekaligus menimbulkan kebanggaan bagi warga kotanya," kata Yayat.

Menurut dia, hal yang paling menarik dengan adanya LRT ini yakni adanya suatu struktur yang membangun kultur baru.

"Ini menarik karena ada budaya tepat waktu dan kepastian sehingga akan menstimulan orang untuk datang ke Palembang. Artinya, orang akan berani berinvestasi di kota ini karena ada kepastian transportasinya," kata dia.

Unsur menarik lainnya yakni hilangnya kebiasaan buruk yang umum terjadi di dalam transfortasi umum seperti merokok dan membuang sampah sembarangan.

Dengan begitu, Kota Palembang kini unggul jika dibandingkan dengan kota lain. Hal ini semakin terinformasikan karena masyarakat sangat akrab dengan gaya hidup memperbaharui status. "Secara tidak langsung, orang yang berswafoto di dalam LRT itu menjadi alat promosi daerah sehingga semakin menyakinkan bahwa kota ini sudah benar-benar maju," ujar dia.

Ia melanjutkan, satu hal lagi yang dipastikan akan terjadi di Palembang yang menjadi dampak dari keberadaan LRT yakni munculnya kota-kota baru yang menyesuaikan dengan jalur kereta.

Bisa jadi, kawasan Bandara SMB II akan berkembang pesat karena menjadi stasiun awal, dan begitu pula dengan kawasan Jakabaring yang menjadi stasiun akhir. Sementara titik-titik stasiun pemberhentian di antara stasiun pertama ke stasiun akhir akan menjadi titik pertemuan bisnis.

"Itulah saya menyebut LRT merupakan kata kunci untuk perubahan di Palembang, Sumatera Selatan. Bukankah hidup ini berubah? Siapa yang tidak siap dengan perubahan maka akan ditinggalkan," kata Yayat.

LRT Sumsel sudah resmi beroperasi dengan tarif Rp5.000 untuk satu putaran dan Rp10.000 dari stasiun Bandara SMB II ke Jakabaring.

LRT dengan panjang 23,4 kilometer dengan 13 stasiun akan melayani kebutuhan atlet ofisial selama perhelatan Asian Games XVIII tahun 2018.