Kabupaten baru rawan kebakaran hutan dan lahan

id kebakaran hutan, ken\bakran lahan, Musi Rawas Utara, Muratara, Penukal Abab Lematang Ilir, Denny Martin,bnpb

Kabupaten baru rawan kebakaran hutan dan lahan

Kebakaran Lahan Di Sumatera Selatan. (ANTARA Sumsel/Nova Wahyudi/dol/17) ()

Palembang (ANTARA Sumsel) - Dua kabupaten baru di Sumatera Selatan yakni Musi Rawas Utara (Muratara) dan Penukal Abab Lematang Ilir (Pali) rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) karena dipengaruhi terbukanya akses ke kawasan-kawasan terisolir.

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera Denny Martin di Palembang, Selasa, mengatakan, jika merujuk pada kejadian karhutla 2017 maka kabupaten baru Muratara dan Pali patut mawas diri pada tahun mendatang karena mengalami kejadian karhutla di lahan mineral.

"Pada 2017 ini unik karena karhutla tidak hanya terjadi di lahan gambut tapi juga di lahan mineral seperti di Muaraenim dan Pali. Artinya, dibukanya akses jalan turut membuka juga peluang terjadi karhutla sehingga patut diwaspadai tahun mendatang," kata dia.

Ia mengatakan kasus kebakaran hutan umumnya terjadi karena adanya perambahan hutan ilegal. Selama ini, oknum warga desa ini tidak dapat mencapai wilayah hutan tapi dengan adanya pembangunan membuat jadi lebih muda.

Perambahan hutan terkadang membuat adanya aktifitas di hutan seperti menanak nasi, memasak air, dan membakar untuk kebutuhan membangun tempat peristirahatan.

"Ini menjadi asal muasal api," kata dia.

Untuk itu Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mewaspadai perihal kemungkinan ini terjadi di kabupaten baru.

Apalagi, untuk penanganan karhutla lebih dikedepankan pendeteksian dini atau karhutla bisa dideteksi lebih awal sebelum melebar.

"Sebenarnya yang paling baik itu mencegah dibandingkan menanggulangi," kata dia.

Sumatera Selatan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya karhutla berkaca dari kejadian hebat pada 2015 yang telah menghanguskan lahan dan hutan sekitar 700.000 hektare di lima kabupaten.

Pada  2016, Sumsel berhasil menekan kejadian karhutla 97 persen berkat upaya deteksi dini dan kondisi cuaca yang mengalami kemarau basah.

Sementara itu, kasus karhutla di Sumsel pada 2017 tetap terjadi, akan tetapi tidak menimbulkan dampak kabut asap. Data BPBD Sumsel untuk indeks pencemaran udara tidak melebihi 300, dan untuk jarak pandang rata-rata di atas 10 km sehingga tidak ada kasus penundaan penerbangan.

Pada 2018 ditargetkan zero karhutla karena Sumsel akan menjadi tuan rumah Asian Games XVIII.