Relokasi PSK Patok Besi perlu perencanaan matang

id pemkot lubuklinggau, wali kota lubuklinggau, lubuklinggau, sn prana putra sohe, relokasi psk, pekerja seks komersial, patok besi

Relokasi PSK Patok Besi perlu perencanaan matang

Walikota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe (Foto:antarasumsel.com/15/Evan Ervani)

Lubuklinggau, (ANTARA Sumsel) - Rencana relokasi bagi pekerja seks komersil di Kelurahan Sumberagung, Patok Besi, Kota Lubuklinggau perlu perencanaan matang dan terkoordinir, bila perencanaannya tidak tepat akan berdampak buruk bagi nama baik Kota Lubuklinggau ke depan.

Wali Kota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe, Jumat mengatakan PSK itu diibaratkan seperti virus, bila penangannya tidak tepat sasaran maka virus itu akan menyebar kemana-mana termasuk mengotori tempat-tempat ibadah dan rumah penduduk.

Ia mengatakan penanganan protitusi itu tak boleh gegabah dan meniru perelokasian Kalijodoh di Jakarta, hal itu akan banyak sekali perbedaan terutama waktu perencanaan dan kesiapan pemerintah daerah mencarikan eks tenaga PSK itu pekerjaan baru.

"Kalau di Kalijodoh Pemprov DKI sudah merencanakan sejak tiga tahun lalu, sedangkan perelokasian PSK di wilayah Patok Besi, Kota Lubuklinggau belum ada sama sekali," ucapnya.

Dengan demikian diperlukan perencanaan matang karena untuk mencarikan pekerjaan eks PSK di Lubuklinggau itu, tidak semudah membalikan telapak tangan, namun antisipasi awal para PSK itu tidak boleh menjajakan diri keluar lokasi itu.

Para aparat keamanan dan masyarakat secara ketat menertibkan prostitusi liar yang meresahkan masyarakat saat ini, karena penyakit masyarakat jenis itu penyebarannya sama dengan narkoba.

"Kita jangan gegabah dalam hal merelokasi lokasi PSK itu, berbeda jauh dengan perelokasian di Sungai Kalijodo, Jakarta tersebut sudah dilakukan secara komprehensif dan direncanakan sejak beberapa tahun lalu melalui perencanaan matang dan terkoordinir dengan baik," tandasnya.

Masyarakat yang tinggal di pinggiran Sungai Kalijodo sudah tersedia rumah relokasi Rusunawa, kemudian warganya bisa bekerja di Pabrik Garmen sesuai dengan yang direncanakan.

Dari segi bantuan, mereka langsung dibantu Menteri Sosial, disiapkan Pabrik Garmen sebagai pengalihan pekerjaan ditambah dengan anggaran keamanan yang besar, sehingga cukup meminimalisir masalah perelokasian tersebut.

"Kalau perelokasian tanpa melalui perencanaan yang matang dan komrehensif kita khawatir virus tersebut tidak hanya disatu tempat, tetapi menyebar dimana-mana dan lebih meresahkan,"ujarnya.

Ketua DPRD Kota Lubuklinggau H Rodi WIjaya menanggapi permasalahan prostitusi itu memang sulit, bagi wakil rakyat sepanjang keberadaan PSK itu tidak mengganggu dan meresahkan masyarakat tidak bisa ditindak lanjuti.

Ia mengatakan sebaiknya keberadaan lokalisasi di kawasan Patok Besi itu harus direlokasi agar penyakit itu tidak menyebar dan lokasinya sudah berada dalam kawasan kota Lubuklinggau, kalau dulu lokasi itu sangat jauh dengan jantung kota.

Ia menghimbau para tokoh-tokoh masyarakat dan agama harus proaktif dalam hal mensosialisasikan untuk membentengi diri mereka, agar bisa membuat para PSK itu melepaskan diri dari menjadi PSK dan kembali ke masyarakat baik-baik.

Lokalisasi di Kelurahan Sumber Agung atau biasa disebut Patok Besi itu sudah terlalu dekat dengan kota, apalagi saat ini perkembangan kota sudah sangat pesat.

Bila dilakukan relokasi merupakan suatu hal yang tepat, namun perlu solusi terbaik untuk mengatasi hal itu antara lain melakukan pembinaan ekstra ketat kepada masyarakat.

"Tahap awal lebih tepat melakukan pembinaan dari pada relokasi, apa lagi pemerintah kota belum siap untuk memberikan solusi dalam menyediakan lapangan pekerjaan kepada para pekerja dilokalisasi itu," tuturnya.