Pusri dan konsorsium sepakat bangun pabrik Rp7,4 triliun

id pabrik, pusri, dirut pusri, bangun pabrik Rp7 triliun

Pusri dan konsorsium sepakat bangun pabrik Rp7,4 triliun

Pabrik PT Pusri Palembang (Foto Antarasumsel.com/Aw)

....Pembangunan pabrik Pusri II-B untuk mengganti Pabrik Pusri II yang sudah tidak efisien. Pembangunan ini bagian dari revitalisasi pabrik pupuk....
Jakarta  (ANTARA Sumsel) - PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dan konsorsium PT Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation sepakat menandatangani kontrak pembangunan proyek pabrik Pusri II-B dengan nilai investasi Rp7,4 triliun.

"Pembangunan pabrik Pusri II-B untuk mengganti Pabrik Pusri II yang sudah tidak efisien. Pembangunan ini bagian dari revitalisasi pabrik pupuk untuk meningkatkan efisiensi, daya saing dan kesinambungan usaha," kata Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, Musthofa, dalam siaran persnya yang diterima, Sabtu.

Penandatanganan kontrak dilakukan antara Dirut Pupuk Sriwidjaja Palembang, Musthofa, Dirut Rekayasa Industri M. Ali Suharsono, dan Representative Director & Division Director International Sales Toyo Engineering Corp, Hideki Shiinoki, yang disaksikan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Arifin Tasrif.

Menurut Musthofa, pabrik Pusri II-B menggunakan teknologi KBR Purifier Technology untuk pabrik amonia dan teknologi Aces 21 milik Toyo dan Pusri sebagai co-licencor untuk pabrik urea.

Ada pun kapasitas pabrik amonia mencapai 2.000 ton/hari atau 660.000 ton per tahun) dan kapasitas pabrik urea 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun.

Dalam rangka mengoptimalkan pemakaian gas untuk bahan baku pabrik maka untuk bahan bakar pembangkit steam dan listrik diganti dengan batubara.

"Dengan digantinya Pabrik Pusri II, yang saat ini memiliki  kapasitas 450.000 ton per tahun, dengan Pabrik Pusri II-B akan menambah produksi sebesar 457.500 ton per tahun sehingga total produksi urea Pusri menjadi 2,61 juta ton per tahun." ujar Musthofa.

Pabrik Pusri II-B, selain ramah lingkungan juga hemat bahan baku gas yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk sebesar 31,49 MMBTU/ton amonia dan 21,18 MMBTU/ton urea.

Jika dibandingkan dengan pabrik Pusri II yang memiliki rasio pemakaian gas per ton produk 49.24 MMBTU/ton Amonia dan  36.05 MMBTU/ton urea maka akan dihemat pemakaian gas sebesar 14.87 MMBTU per ton urea.

Lebih lanjut dijelaskan, masa pembangunan pabrik Pusri II-B selama 34 bulan dan  mulai berproduksi pada Desember 2015, setelah melalui rangkaian prakualifikasi sejak 31 Januari 2012, dan pengumuman pemenang lelang pada 12 November 2012.
   
                                  "Club Deal"
Pendanaan pembangunan pabrik Pusri II-B yang berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan ini dibiayai tujuh bank lokal dan asing yaitu BCA, BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank Jawa Barat, Bank Sumsel Babel, dan Bank UOB Indonesia dengan menggunakan skema "club deal".

Menteri BUMN Dahlan Iskan memuji langkah Pusri yang mampu memanfaatkan pembiayaan dengan melibatkan perbankan nasional dan asing lewat skema "club deal".

"Skema pembiayaan seperti ini mungkin merupakan yang pertama di lingkungan BUMN," ujar Dahlan.

Untuk itu ia juga mendorong agar skema ini dapat ditiru oleh BUMN lain, meskipun prosesnya cukup kompleks tetapi sangat menguntungkan.

Mantan Direktur Utama PLN ini pun mengharapkan pembangunan proyek ini berlangsung dengan baik dan tepat waktu, sehingga PT Pusri Palembang dapat berkontribusi lebih besar pada peningkatan produksi pangan dalam mendukung ketahanan pangan nasional. (Ant)