Jakarta (ANTARA) - TAR (Total Aerosol Residue) disebut sebagai pemicu utama penyakit terkait merokok karena dianggap bersifat karsinogenik.
"Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama, TAR dapat menyebabkan kanker," kata peneliti dari Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB) Mohammad Khotib dalam siaran pers pada Senin, mengacu pada data National Cancer Institute Amerika Serikat, ada sekitar tujuh ribu senyawa kimia yang ada di dalam asap rokok, dua ribu di antaranya terdapat pada TAR.
Senyawa yang bersifat karsinogenik tersebut dapat memicu kanker dan meningkatkan risiko berbagai penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok, katanya.
"Asap rokok adalah komponen yang berbahaya dalam aktivitas merokok karena mengandung senyawa kimia yang sifatnya karsinogenik, seperti TAR," kata dia.
Sementara nikotin secara alami terdapat pada tembakau. Senyawa tersebut masuk ke dalam golongan alkaloid. Selain tembakau, nikotin juga ditemukan pada tanaman seperti kentang, kentang, terong, dan tomat dengan konsentrasi yang lebih rendah.
"Nikotin adalah senyawa tunggal. Nikotin cenderung membuat adiksi sehingga menimbulkan ketergantungan," kata Khotib.
Sebagai antisipasi dan upaya pengurangan bahaya, Khotib menyarankan perokok dewasa untuk berhenti merokok sebagai upaya mengurangi paparan TAR.
Jika sulit berhenti, maka dapat beralih ke produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik atau vape, dan kantong nikotin. Khusus produk tembakau yang dipanaskan dan vape, keduanya menerapkan sistem pemanasan yang dapat mengurangi risiko dari paparan komponen kimia.
"Berdasarkan penelitian, filter 0,45 mikron yang ditempatkan pada produk tembakau yang dipanaskan tetap bersih. Sedangkan filter 0,45 mikron pada rokok berubah menjadi hitam. Artinya produk tembakau alternatif dapat menjadi pilihan bagi perokok untuk mengurangi risiko kesehatan," kata dia.
Meski profil risikonya lebih rendah, Khotib menegaskan produk tembakau alternatif tidak sepenuhnya bebas risiko. Untuk itu, produk tersebut tidak ditujukan bagi non-perokok, perempuan hamil dan menyusui, maupun anak-anak
Berita Terkait
Speedboat jadi alternatif warga Palembang mudik ke Banyuasin
Senin, 8 April 2024 16:07 Wib
Polisi Banyuasin pandu pemudik hindari kemacetan melalui scan barcode
Kamis, 4 April 2024 14:25 Wib
Pelabuhan Panjang jadi alternatif mudik 2024
Selasa, 26 Maret 2024 13:52 Wib
Berhenti merokok di momen Ramadhan, ini tipsnya
Sabtu, 23 Maret 2024 23:43 Wib
Alat berat pangkas bukit buka jalan alternatif di lokasi longsor OKU Selatan
Jumat, 8 Maret 2024 22:33 Wib
Pakar: Pendekatan lain diperlukan pada kebijakan pengendalian tembakau
Kamis, 30 November 2023 15:25 Wib
PT KAI Tanjungkarang arahkan masyarakat pilih alternatif keberangkatan
Rabu, 29 November 2023 21:23 Wib
PLN kembangkan stasiun pengisian hidrogen pertama di Indonesia
Kamis, 23 November 2023 16:37 Wib