BLT Dana Desa bakal dongkrak daya beli masyarakat Sumsel

id dana desa,dana desa sumsel,blt sumsel,blt dana desa,blt dd,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, palemban

BLT Dana Desa  bakal dongkrak daya beli masyarakat Sumsel

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaraharaan (DJPb) Provinsi Sumatera Selatan Taukhid. ANTARA/Dolly Rosana

Palembang (ANTARA) - Bantuan langsung tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Desa yang disalurkan ke masyarakat Sumatera Selatan diyakini bakal mendongrak daya beli di daerah tersebut.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaraharaan Provinsi Sumatera Selatan Taukhid di Palembang, Senin, mengatakan sementara ini BLT Dana Desa yang disalurkan di Sumatera Selatan mencapai Rp351,84 miliar.

“Penyaluran BLT Dana Desa dilakukan secara bertahap di mana telah mencapai tahap ke-3 sejak awal tahun 2020, ada 587.302 keluarga penerima manfaat yang sudah mengaksesnya,” kata Taukhid.

Menurutnya, kucuran BLT itu dapat menciptakan daya beli, dengan melakukan konsumsi rumah tangga maka pemerintah meyakini bantuan tersebut bisa berkontribusi positif untuk pertumbuhan ekonomi Sumsel.

Sementara untuk serapan Dana Desa tercatat telah mencapai 54,28 persen atau senilai Rp1,45 triliun per semester I/2020 dari pagu Rp2,68 triliun hingga akhir tahun 2020.

Ia menambahkan, sebetulnya pemerintah pusat telah mendorong perekonomian melalui belanja APBN di Sumsel yang realisasinya tercatat cukup baik di tengah pandemi COVID-19.

“Per semester I/2020 kita sudah belanja 39,7 persen dari total pagu Rp12,55 triliun. Memang masih di bawah target yang seharusnya 40 persen namun saya kira belanja ini sudah baik,” katanha.

Adapun realisasi belanja Kementerian/Lembaga (K/L) yang bersumber dari APBN itu mencakup belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan belanja bantuan sosial.

Alokasi dana APBN tahun 2020 setelah COVID-19 di Sumsel mencapai total Rp43,38 triliun.

Selain untuk belanja K/L, kucuran APBN tersebut juga dialokasikan untuk belanja transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) senilai Rp26,18 triliun dan belanja Bendahara Umum Negara (BUN) senilai Rp4,65 triliun.

Sebelumnya, BPS merilis pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan pada kuartal II/2020 terkontraksi sebesar -1,37 persen secara year on year (yoy) karena dampak pandemi virus corona. Jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, kontraksi tercatat lebih besar -2,30 persen.

Padahal, selama tiga bulan pertama tahun 2020 diketahui angka pertumbuhan Sumsel menjadi yang tertinggi di Sumatera, yakni sebesar 4,98 persen.

“Berdasarkan analisa BPS, masyarakat di Sumsel selama pandemi ini mengurangi belanja hampir di semua sektor. Hanya konsumsi untuk sektor kesehatan, komunikasi, pendidikan, barang pribadi dan jasa perorangan, perumahan, air, listrik, gas yang tumbuh positif,” kata Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih.