Pegiat literasi Sumsel minta pemerintah perbanyak pojok baca publik

id pojok baca publik,tingkat baca sumsel,tingkat literasi sumsel,pegiat literasi sumsel,indeks baca sumsel,kemendikbud,perp

Pegiat literasi Sumsel minta pemerintah perbanyak pojok baca publik

Dokumen - Lapak baca publik yang digelar mingguan oleh Komunitas Sobat Literasi Jalanan (SLJ) Palembang (ANTARA/HO-SLJ/20)

Palembang (ANTARA) - Pegiat literasi di Sumatera Selatan meminta pemerintah setempat memperbanyak pojok baca area-area publik guna meningkatkan daya minat baca masyarakat karena Indeks Aktivitas Literasi Membaca di provinsi tersebut masih rendah.

Pegiat Literasi dari Komunitas Sobat Literasi Jalanan, Hardi Saputra, Senin, mengatakan pojok baca menghilangkan keterbatasan terhadap sulitnya akses dan harga buku sehingga dapat menimbulkan kebiasaan membaca khususnya kalangan anak-anak.

"Memang saat ini akses terhadap buku terbilang masih sulit dijangkau karena harga buku masih lumayan tinggi di Indonesia, maka itu pemerintah melalui dinas perpustakaan yang ada ditingkat provinsi, kabupaten dan kota dapat menyediakan pojok baca (microlibrary) di ruang-ruang publik," ujarnya.

Menurut dia indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) berdasarkan data terakhir Kemendikbud tahun Mei 2019, Sumsel berada pada peringkat 17 dari 34 provinsi di Indonesia dengan skor 36,06 dan termasuk kategori rendah.

Alibaca tersebut diukur berdasarkan kecakapan, akses (perpustakaan, toko buku, media massa), alternatif (teknologi informasi), dan budaya membaca.

Kemendikbud sudah melaksanakan beberapa program untuk meningkatkan literasi, kata dia, seperti Gerakan Literasi Nasional, Gerakan Literasi Keluarga, Gerakan Literasi Bangsa, dan Gerakan Literasi Sekolah.

"Pemprov Sumsel sebetulnya telah menggerakkan berbagai pihak untuk meningkatkan minat baca dengan bermacam program, hanya saja memang perlu ditingkatkan lagi frekuensi, kuantitas dan kualitasnya," tambahnya.

Ia juga mendorong para relawan komunitas literasi, pengelola taman baca masyarakat dan perpustakaan desa menyediakan bahan bacaan kepada masyarakat agar lebih mudah diakses melalui kegiatan-kegiatan literas, seperti perpustakaan jalanan, diskusi literasi, dan bedah buku.

Sedangkan swasta dan lembaga negara dapat mendukung pemenuhan akses literasi melalui dana tanggung jawab sosial perusahaan.

"Dengan kolaborasi yang masif itu, paling tidak Sumsel bisa menembus 10 besar tingkat Alibaca secara nasional ke depannya," kata Hardi.