Palembang butuh penerapan ganjil-genap

id macet,kemacetan,ganjil genap,lrt

Palembang butuh penerapan ganjil-genap

Kemacetan mencapai tiga kilometer seperti menjadi hal lumrah dialami warga Palembang. Banyaknya kendaraan yang melintas tidak sebanding dengan penambahan ruas jalan menjadi pemicu kemacetan yang terjadi setiap hari, Rabu (12/9). (ANTARA News Sumsel/Deny Wahyudi/Erwin Matondang/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Pakar Transportasi Prof. Erika Bukhori menilai Kota Palembang sudah butuh penerapan ganjil-genap kendaraan bermotor, seperti yang diwacanakan Kementrian Perhubungan. 

"Ya memang kendaraan pribadi di sini (Palembang) rasanya sudah terlalu banyak, saya kira sudah cukuplah jika diberlakukan aturan ganjil-genap, tapi harus lihat juga studinya," kata Erika Bukhori yang juga Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Sumsel, Kamis. 

Menurutnya ada hal yang perlu diperhatikan jika ingin menerapkan aturan ganjil genap, pertama mengenai pertumbuhan kendaraan dan ketersediaan moda angkutan umum. 

Dia menerangkan pertumbuhan kendaraan pribadi saat ini harus bisa ditekan, jangan sampai motor/mobil yang masuk tidak terkontrol jumlahnya, ia mengamati faktanya pembelian motor/mobil oleh masyarakat justru semakin dipermudah dengan skema uang muka rendah, hal tersebut tidak mendukung program pengurangan kendaraan. 

Selanjutnya ketersediaan angkutan umum harus dipastikan bisa menampung jumlah penumpang saat ganjil-genap berlangsung. 

"Misalnya hari ini khusus plat genap, kemungkinan yang plat ganjil naik angkutan umum, nah apakah jumlah angkutan umum sekarang ini bisa menampung mereka yang biasanya naik kendaraan pribadi?, begitu pula saat plat ganjil, pemilik plat genap mungkin naik angkutan umum," ujarnya.

Diterangkanya lagi angkutan umum itupun harus dilengkapi dengan fasilitas pejalan kaki yang memadai, sebab fasilitas pejalan kaki menjadi transfer poin masyarakat dari satu moda ke moda angkutan umum lain, sejauh ini ia melihat Kota Palembang belum memenuhi itu. 

Sama halnya dengan LRT, keberadaanya belum mendukung perpindahan dari kendaraan pribadi ke angkutan massal, karena fasilitas pejalan kaki dan ketersambungan angkutan lain (feeder) belum maksimal, akibatnya orang lebih memilih kendaraan pribadi atau taksi daring. 

Ia juga mengingatkan Jembatan Musi IV dan Musi VI sudah hampir rampung dikerjakan, harusnya dengan dua jembatan ini kemacetan lau lintas Kota Palembang bisa terurai jika angkutan umum dibagi rutenya dan tidak terkonsentrasi di Jalan Sudirman. 

Ia pun menyarankan agar pemerintah fokus dengan pemaksimalan LRT. 

"Lebih baik sekarang fokus dulu dengan LRT, bagaimana integrasinya, feedernya, akses ke stasiunnya, buatlah masyarakat gunakan LRT itu tanpa harus ada seperti pemaksaaan," tutupnya.