Kelompok budidaya ikan di OKU terima bantuan mesin pakan

id budidaya ikan,mesin pembuat pakan ikan,bantuan pemerintah,berita sumsel,berita palembang,Tri Aprianingsih,Dinas Peternakan dan Perikanan Ogan Komering

Kelompok budidaya ikan di OKU terima bantuan mesin pakan

Dinas Kelautan dan Perikanan Sumsel imbau nelayan jaga mutu hasil tangkapan ikan (ANTARA News Sumsel/Evan Ervani/Ang)

Baturaja (ANTARA News Sumsel) - Kelompok budidaya ikan di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan mendapat bantuan dari pemerintah pusat berupa mesin pembuat pakan ikan agar mereka dapat membuat sendiri makanan untuk ikan lele peliharaannya.

" Bantuan ini sekaligus untuk menekan biaya yang dikeluarkan oleh peternak lele dalam membeli pakan ikan," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Ogan Komering Ulu (OKU), Tri Aprianingsih di Baturaja, Rabu.

Dia mengatakan, tingginya biaya pakan ikan yang dijual di pasaran menyebabkan kelompok budidaya ikan di wilayah tersebut kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makanan hewan peliharaannya.

"Sering kesulitan karena harga pakan ikan yang bagus cukup mahal," katanya.

Untuk itu kata dia, pihaknya mengusulkan ke pemerintah pusat agar memberikan bantuan mesin pembuat pakan ikan kepada kelompok pembudidaya hewan air tersebut.

"Alhamdulilah tahun ini usulan yang kami ajukan itu direalisasikan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan RI dengan memberikan bantuan mesin pembuat pakan ikan kepada tiga kelompok budidaya ikan di OKU," jelasnya.

Dia mengemukakan, tiga kelompok budidaya ikan tersebut adalah kelompok Maju Bersama di Kelurahan Sepancar, Mina Bahagia Desa Kesambirata dan kelompok di Desa Banuayu.

Dalam satu jam mesin pembuat pakan ikan ini mampu menghasilkan 100 kilogram pakan berkualitas dengan protein tinggi dan sangat baik untuk perkembangan ikan.

Sementara dalam membudidayakan ikan di OKU sendiri, lanjut dia, dilakukan dengan sistem bioflok, sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal karena mampu menekan angka kematian hewan peliharaan tersebut.

"Dengan sistem bioflok ikan yang mati paling 10 persen dan angka ini sangat bagus. Apalagi metode seperti ini baru pertama kali dilakukan di OKU," ujar dia.
(T.KR-EDO/M007)