Kenaikan harga cabai berikan andil inflasi Palembang

id cabai, inflasi, inflasi Kota Palembang, epala Badan Pusat Statistik Sumsel, Yos Rusdiyansyah, kenaikan harga rokok kretek filter

Kenaikan harga cabai berikan andil inflasi Palembang

Cabe Merah (Foto Antarasumsel.com/Nila Fu'adi)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Kenaikan harga cabai merah di pasaran memberikan andil terbesar 0,37 persen pada inflasi Kota Palembang, September 2016 menjadi 0,24 persen, kata Kepala Badan Pusat Statistik Sumsel, Yos Rusdiyansyah.

Yos Rusdiyansyah di Palembang, Selasa, mengatakan selain cabai merah kenaikan harga buah-buahan khususnya jeruk juga memberikan andil inflasi kota tersebut sebesar 0,15 persen, disusul kenaikan harga rokok kretek filter 0,09 persen.

Disusul kenaikan harga tomat sayur memberikan andil 0,08 persen, minyak goreng andil 0,07 persen, tempe 0,06 persen, dencis 0,06 persen, rokok kretek 0,05 persen dan susu untuk balita 0,04 persen.

Dijelaskannya, andil inflasi Kota Palembang bulan September 2016 menurut kelompok pengeluaran yang terbesar menyumbang adalah bahan makanan 0,28 persen dan Kota Lubuklinggau 0,62 persen, disusul makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sumbang 0,008 persen (Palembang) dan 0,12 persen (Lubuklinggau).

Sementara, secara keseluruhan Provinsi Sumatera Selatan bulan September 2016 mengalami inflasi 0,30 persen/

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Sumsel, Yos Rusdiyansyah, berdasarkan angka inflasi ini diperoleh berdasarkan penghitungan pada Kota Palembang dan Kota Lubuklinggau.

Laju inflasi Provinsi Sumsel sampai dengan September 2016 sebesar 0,42 persen dan laju inflasi dari tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015) adalah 4,38 persen.

Berdasarkan pemantauan harga selama September 2016 pada 82 kota indek harga konsumen (IHK) di Indonesia, menunjukkan 58 kota, IHK mengalami inflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,85 persen dan terendah di Kota Perwokerto dan Banyuwangi masing-masing 0,02 persen.

Sedangkan 24 kota IHK mengalami deflasi yang tertinggi terjadi di Kota Pontianak 1,06 persen dan terendah Kota Kendari 0,01 persen.