Aktivis lingkungan Sumsel minta pemerintah galakkan reboisasi

id reboisasi hutan, Aktivis lingkungan hidup, Perkumpulan Tanah Air, reboisasi atau penghijauan, kerusakan hutan, menimbulkan bencana alam

Aktivis lingkungan Sumsel minta pemerintah galakkan reboisasi

Ilustrasi-Hutan . (FOTO ANTARA)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Aktivis lingkungan hidup yang tergabung dalam Perkumpulan Tanah Air (Peta) Sumatera Selatan meminta pemerintah terus menggalakkan kegiatan reboisasi hutan yang mengalami kerusakan akibat faktor alam dan ulah manusia.

"Kegaitan reboisasi atau penghijauan kembali perlu terus digalakkan karena selama ini kerusakan hutan tidak seimbang dengan kegiatan penghijauan, sehingga sering menimbulkan bencana bagi masyarakat terutama pada setiap musim hujan seperti sekarang ini," kata Ketua Hubungan Antarlembaga Perkumpulan Tanah Air (Peta) Muhammad Syarifudin, di Palembang, Kamis.

Menurut dia, kerusakan hutan akibat faktor alam dan kebakaran pada setiap musim kemarau serta ulah manusia melakukan penebangan liar lebih banyak dibandingkan dengan kegiatan reboisasi, sehingga keseimbangan alam terganggu dan bisa menyebabkan banjir pada musim hujan.

Tanpa adanya kegiatan reboisasi secara maksimal, keseimbangan alam akan terus terganggu dan ancaman bencana terutama banjir selalu membayangi masyarakat yang berada di daerah rawan bencana tersebut, katanya.

Dia menjelaskan, berdasarkan pengamatan dan data yang dihimpun aktivis lingkungan hidup dari berbagai sumber di lapangan, setiap tahunnya terdapat ribuan hektare hutan di provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota ini mengalami kerusakan.

Kerusakan hutan yang sangat besar tersebut perlu dihentikan sehingga tidak semakin parah dan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat yang lebih luas.

Untuk mencegah kerusakan hutan yang lebih parah, selain perlu menggalakkan kegiatan penanaman pohon di kawasan hutan yang gundul, perlu juga segera dilakukan langkah perlindungan dan pengamanan hutan dari oknum masyarakat dan pihak-pihak tertentu yang hanya mencari keuntungan pribadi atau kelompoknya saja, kata aktivis lingkungan hidup itu.