Sinar Mas miliki teknologi baru antisipasi kebakaran lahan

id lahan, hutan

Sinar Mas miliki teknologi baru antisipasi kebakaran lahan

Ilustrasi -- Foto udara kebakaran hutan lindung Sungai Selan Kecamatan Sungai Selan. Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung.(Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/15/den)

...Sistem ICS ini membantu kami mengelola bencana lebih terarah, sehingga rentetan kerja bisa lebih fokus...
Palembang (ANTARASumsel) - Salah satu anak usaha Sinar Mas, Asia Pulp And Paper memiliki teknologi baru untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan yang diperkirakan mulai mengancam Hutan Tanam Industri saat musim kemarau mulai melanda pada Aprl 2016.

General Manager Fire Management Asia Pulp And Paper (APP) Sujica Lusaka, Selasa, mengatakan dalam teknologi baru yang disebut Incident Command System (ICS) ini sistem komando akan terbentuk `situation room`.

Situation room merupakan tempat yang menghubungkan semua sumber dan sekaligus mengomandoi satuan kerja dari yang terkecil hingga tingkat kawasan (region).

Sistem ini dapat berjalan optimal untuk mencegah kebakaran karenaseluruh rencana kerja, operasi, pengerahan orang, peralatan hingga logistik dapat terpantau dan saling teringgrasi karena terdapat data hotspot, titik api, dan cuaca secara `realtime`.

"Sistem ICS ini membantu kami mengelola bencana lebih terarah, sehingga rentetan kerja bisa lebih fokus," kata Sujica.

Ia menambahkan untuk mendukung pengoptimalan sistem ini, perusahaan juga mengoperasikan dua unit helikopter untuk upaya pemadaman dari udara.

Helikopter pertama untuk pengamatan dan pemanduan dan helikopter kedua untuk `water bombing` yakni jenis Super Puma dengan kapasitas air 4,5 ton. (Helikopter standar 600 liter air).

"Helikopter Super Puma ini harus dipandu dari udara agar bisa melakukan water bombing di titik yang tepat, sekaligus aman bagi anggota regu pemadam yang melalukan pengoperasian di darat," kata dia.

Selain memiliki sistem baru, perusahaan juga menggunakan teknologi geothermal dari Australia untuk mendeteksi dini titik api untuk mempercepat pemadaman. "Rencananya teknologi ini akan diterapkan pada akhir Maret ini setelah alatnya tiba," kata dia.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Raffles B Panjaitan di Palembang mengatakan pemerintah saat ini mengedepankan deteksi dini dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (kahutla).

Metode pendekteksian dini ini sudah diajarkan ke anggota tim pencegahan kahutla yang tergabung dalam tim terpadu di sejumlah provinsi yang berpotensi mengalaminya.

Setiap tim terpadu akan diberikan tiga sepeda motor, peralatan pemadaman dini dan perlengkapan sosialisasi dengan sasaran desa rawan kahutla.

"Tim akan melakukan patroli di setiap desa selama lima hari dan akan dilakukan penggantian anggota tim. Dalam metode pendekteksian dini ini, peran masyarakat akan dimanfaatkan sebesar-besarnya, terutama untuk menyampaikan informasi terkait kejadian kahutla," tuturnya.

Sumatera Selatan menarik perhatian pada saat peristiwa kahutla 2015 karena terdapat setidaknya 736.563 hektare lahan yang terbakar dan 74 persennya berada di dalam area konsesi perkebunan HTI berdasarkan data pemerintah provinsi.