Jenewa (ANTARA) - Jepang pada Rabu menyerukan China dan Rusia untuk mencabut larangan impor produk lautnya pada sidang Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang membahas potensi kekhawatiran perdagangan, demikian menurut sebuah sumber di Jenewa
Selain mengajukan pertanyaan mengenai pembatasan impor dalam pertemuan tentang aturan WTO, Jepang juga berkesempatan mengajukan keluhan kepada badan itu karena Tokyo melihat penerapan larangan tersebut diberlakukan setelah dilepaskannya air radioaktif olahan ke laut, karena tidak memiliki dasar ilmiah.
Selama sidang Komite Tindakan Sanitasi dan Fitosanitasi, pejabat Jepang bersikeras larangan impor tersebut melanggar perjanjian WTO yang membolehkan anggotanya mengambil tindakan sanitasi yang diperlukan untuk melindungi kesehatan manusia sepanjang tindakan tersebut didasarkan pada kaidah ilmiah.
Diantara negara pendukung Jepang adalah Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia dan Inggris.
Sementara China bersikeras agar Jepang menghentikan pembuangan limbah itu, mengatakan bahwa larangan selimut atas impor hasil laut Jepang untuk melindungi nyawa dan kesehatan pelanggan asal China dan sejalan dengan hukum setempat serta perjanjian WTO tentang penerapan tindakan sanitasi dan fitosanitasi.
Berita Terkait
Sungai Ciliwung berbusa, ternyata dari pengepul limbah plastik
Selasa, 26 Maret 2024 3:05 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga bisa deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 20:44 Wib
Lapas Perempuan Palembang tersambung jaringan IPAL
Senin, 29 Januari 2024 22:40 Wib
Limbah Lapas Perempuan Palembang terhubung saluran sanitasi ipal
Senin, 27 November 2023 6:40 Wib
KLHK: Pengelolaan limbah baterai EV harus ditangani dengan benar
Rabu, 22 November 2023 16:52 Wib
BBM alternatif dari limbah plastik
Sabtu, 18 November 2023 19:51 Wib
Kilang Pertamina Plaju bantu perajin tempe Palembang olah air limbah
Selasa, 14 November 2023 18:18 Wib
DLH OKU Selatan edukasi pengelolaan limbah beracun
Selasa, 7 November 2023 21:05 Wib