Empat jurnalis anggota PWI keliling Nusantara, Yanni Krishnayanni siap taklukkan 7 Summit

id jelajah kebangsaan wartawan,ekspedisi nusantara,pwi,keliling indonesia,yanni krishnayanni

Empat jurnalis anggota PWI keliling Nusantara, Yanni Krishnayanni siap taklukkan 7 Summit

Yanni Krishnayanni melakukan pengecekan akhir motor Kawasaki W175R yang akan ia kendarai mengelilingi Nusantara dan menyambangi tujuh gunung tertinggi di Indonesia. (28/10/2021) (ANTARA/Aditya E.S. Wicaksono)

Empat jurnalis ini saya kira menunjukkan sikap patriotik karena jelajah Nusantara bukan perjalanan yang mudah
Jakarta (ANTARA) - Di halaman depan kantor Dewan Pers, Jakarta, Kamis, Yanni Krishnayanni melakukan pengecekan akhir motor Kawasaki W175R yang akan ia kendarai mengelilingi Nusantara dan menyambangi tujuh gunung tertinggi di Indonesia.

Yanni merupakan salah satu dari empat jurnalis anggota tim Jelajah Kebangsaan Wartawan dari Persatuan Wartawan Indonesia yang memulai ekspedisi melewati 15 pulau dan 34 provinsi di Indonesia.

Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, tim Jelajah Kebangsaan Wartawan dilepas oleh Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari di Jakarta sebelum melakukan misi mereka menempuh 17.000km hingga 28 Februari mendatang dengan puncaknya pada 9 Februari 2022 bertepatan dengan Hari Pers Nasional.

Ekspedisi 7 Summit seharusnya dimulai oleh Yanni pada 17 Agustus lalu, tapi angka kasus COVID-19 meningkat tajam dan PPKM maka keinginan itu harus tertunda hingga.

Salah satu visi besar di balik kegiatan Jelajah Kebangsaan Wartawan adalah memperkuat semangat kebangsaan dan semangat patriotisme anak-anak bangsa tanpa pandang latar belakang profesi, agama dan suku.

"Selain 7 summit saya kan touring ke seluruh Indonesia. Saya ingin menguntai mutiara-mutiara pulau di Indonesia ini untuk menjadi suatu rangkaian yang sangat indah," kata Yanni ketika ditemui ANTARA sebelum keberangkatan.

Saking luasnya negeri ini, perjalanan tim akan dibagi menjadi empat etape yang bakal ditempuh dalam waktu empat bulan ke depan.

Etape 1 di Sumatra, etape 2 di Kalimantan, Etape 3 menempuh Jawa, Bali dan Papua, serta etape 4 dari Maluku, Sulawesi kembali ke Jawa.
Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia Pusat Atal S Depari pada Kamis resmi melepas tim Jelajah Kebangsaan Wartawan yang memulai ekspedisi keliling Nusantara melewati 15 pulau dan 34 provinsi. (ANTARA/Aditya E.S. Wicaksono)


Bertolak dari Jakarta, tim Jelajah Kebangsaan Wartawan menuju Sumatra sebelum melakukan pendakian pertama di gunung tertinggi pulau tersebut yaitu Kerinci (3.805mdpl).

Ketika Yanni melakukan pendakian, rekan-rekan satu timnya akan melakukan penjelajahan wilayah sekitar gunung, mengemban misi ekspedisi mereka sebelum melanjutkan perjalanan bersama ke wilayah dan puncak gunung selanjutnya.

Dari Kerinci, tim menuju titik nol Pulau We sebelum menyeberang ke Kalimantan melalui Kepulauan Riau untuk melakukan pendakian kedua di Gunung Bukit Raya (2.278mdpl).

Dari puncak tertinggi di Kalimantan, Yanni dan kawan-kawan melanjutkan ekspedisi menyeberang ke Surabaya menuju puncak Semeru (3.676mdpl) sebelum ke Banyuwangi, Bali, Lombok dan ke Gunung Rinjani (3.726mdpl).

Setelah mengibarkan bendera Merah Putih di puncak tertinggi di NTB, tim menuju ke NTT sebelum menyeberang ke Maluku untuk menaklukkan Gunung Binaiya (3.027mdpl).

Papua menjadi pemberhentian selanjutnya, ketika tim menginjakkan kaki di Sorong menuju Manokwari sebelum mendaki Cartenz Pyramid (4.884mdpl).

Gunung Latimojong (3.443mdpl) di Makassar menjadi puncak terakhir yang harus ditaklukkan sebelum tim finis di saat peringatan Hari Pers Nasional di Kendari pada 9 Februari.

Yanni (51) sudah jatuh cinta dengan dunia pendakian sejak duduk di bangku SMA. Namun wartawan salah satu media nasional itu sempat berhenti menjelajahi puncak-puncak gunung di Indonesia karena berkeluarga dan kuliah.

"Saya punya satu anak, setelah dia dewasa, saya sudah tidak punya tanggungan dan perjalanan hidup siapa yang tahu, saya tiba-tiba naik gunung lagi," kata Yanni.

"Padahal tahun 1998 lalu saya bilang mungkin saya tidak akan naik lagi, tapi ternyata alam membawa saya ke situ."

Dan pada 2014 Yanni bertemu dengan teman-teman pendaki perempuan usia di atas 45 tahun, dari situlah ia kembali rutin mendaki.

Keliling Indonesia merupakan impian perempuan kelahiran Mojokerto itu sejak ia berusia 15 tahun.

"Ini tidak mustahil dilakukan. Dan naik motor? sangat bisa," kata Yanni yang menyukai desain retro motor Kawasakinya, serta stiker bertemakan merah putih yang tersemat di tangki bahan bakarnya.

Dari ketujuh summit yang akan ia hadapi di ekspedisi kali ini, Yanni telah memiliki pengalaman menginjakkan kaki di puncak Rinjani dan Semeru.

Yanni akan harus didampingi oleh guide lokal atau porter dalam pendakiannya, karena peraturan terkini tidak mengizinkan pendakian solo.

"Solo hiking itu bahanyanya kalau ada apa-apa tidak ada yang tahu," kata dia.

Selama perjalanan nanti, berbagai kegiatan dilakukan tim seperti mengkampanyekan tata tertib lalu lintas dan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia.

Mereka juga memiliki kesempatan melihat betapa indahnya alam Indonesia serta meninjau berbagai infrastruktur hasil pembangunan di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Karena memang sesungguhnya Indonesia itu sangat indah dan bagi saya Indonesia itu adalah surganya dunia," kata Yanni.

"Dan semoga semua bisa menyadari itu dan kita bisa menjaga sama-sama keutuhan negara ini. Tidak ada negara manapun yang punya seperti yang kita miliki."

Ekspedisi tim akan dilaporkan dari waktu ke waktu dan pada akhirnya didokumentasikan ke dalam sebuah buku dengan judul Indahnya Indonesia.

"Empat jurnalis ini saya kira menunjukkan sikap patriotik karena jelajah Nusantara bukan perjalanan yang mudah," kata ketua PWI Pusat Atal S Depari

Atal juga berharap kesuksesan ekspedisi tersebut membuka peluang untuk dikembangkan menjadi ajang olahraga rekreasi internasional.

"Kalau sukses, ini sebenarnya bisa menjadi event yang bisa kita kembangkan ke depan, bisa datangkan pariwisata, peserta-peserta dari luar negeri untuk berlomba selama empat bulan," kata Atal.