Jakarta (ANTARA) - Pemerintah mendorong penggunaan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCUS) dalam pengembangan lapangan minyak dan gas bumi dengan tujuan mengurangi dampak perubahan iklim akibat pelepasan emisi dari aktivitas pertambangan.
"Penggunaan energi bersih seperti CCUS menjadi pertimbangan utama untuk memastikan ketersediaan, keterjangkauan, keberlanjutan, dan daya saing untuk mencapai kedaulatan energi serta ketahanan iklim dan rendah karbon," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariaji dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Kamis.
Tutuka menjelaskan bahwa transisi energi sebagai inti dari mitigasi iklim punya peranan kunci bagi Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dan mencapai target netralitas karbon pada 2060.
Menurutnya, teknologi CCUS yang dipakai dalam perkembangan energi menjadi salah satu bahasan penting dalam mengurangi emisi karbon dioksida dan juga digunakan dalam enhanced oil recovery (EOR).
"Teknologi bersih CCT atau CCS dan Net Sink sangat dibutuhkan untuk menuju energi hijau. Gas merupakan energi fosil yang dapat menjadi energi ramah lingkungan dengan teknologi CCUS," ujar Tutuka.
Kajian penerapan CCUS pada lapangan-lapangan minyak dan gas bumi di Indonesia telah dilaksanakan sejak 2011, yaitu di Lapangan Gundih, Jawa Tengah, bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), J-Power, dan Janus.
Selain itu, proyek karbon dioksida EOR di Lapangan Sukowati oleh Pertamina EP, Japan Petroleum Exploration (Japex), bersama Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Migas Lemigas.
Kemudian proyek karbon dioksida EOR di Lapangan Limau Biru oleh Japex dan Lemigas yang juga terlibat di proyek MRV Methodology.
Proyek lainnya adalah karbon dioksida Source-Sink Match oleh ITB dan Janus, serta proyek CCUS/CO2-EGR di Tangguh oleh BP Berau Ltd dan ITB.
Sementara itu terdapat empat proyek potensial lainnya, yaitu Banggai Ammonia Plant di Sulawesi Tengah oleh Panca Amara Utama, Jogmec, Mitsubishi, dan ITB.
Terdapat pula CCS Study di Lapangan Sakakemang oleh Repsol, proyek CCS/CCUS di Lapangan Abadi Masela oleh Inpex, serta Blue Ammonia Production menggunakan sequestration karbon dioksida oleh Toyo Engineering Corporation, Pupuk Kalimantan Timur, dan Pertamina Hulu Energi.
Potensi emisi yang tersimpan dari CCUS yang berasal dari Lapangan Gundih, Sukowati, dan Tangguh diperkirakan sekitar 48 juta karbon dioksida.
"Kami melihat bahwa energi hijau ke depan tentunya adalah energi baru terbarukan. Untuk itu, kita perlu strategi energi transisi," pungkas Tutuka.
Berita Terkait
Kilang Pertamina Plaju menyalurkan 148.000 KL BBM momentum Lebaran
Jumat, 26 April 2024 8:05 Wib
Pertamina Sumbagsel tebar layanan tambahan BBM di jalur potensial
Kamis, 4 April 2024 23:30 Wib
Pertamina gelar uji ulang tera SPBU di OKU Raya
Selasa, 2 April 2024 19:59 Wib
Pertamina siagakan Satgas RAFI 2024 di OKU Raya
Selasa, 2 April 2024 6:54 Wib
Polres OKU gencarkan sidak SPBU
Senin, 1 April 2024 19:41 Wib
Kemenperin: Utang "rafaksi" minyak goreng akan dibayar
Senin, 25 Maret 2024 14:15 Wib
Polda Sumsel tutup 19 lokasi penyulingan ilegal di Muba
Kamis, 21 Maret 2024 18:54 Wib
HET Minyak Goreng ditahan selama Ramadhan
Rabu, 13 Maret 2024 16:53 Wib