Dinkes Sumsel regionalisasi pemeriksaan sampel COVID-19

id Regionalisasi pcr sumsel, tes pcr sumsel, COVID-19 sumsel, pcr sumsel,Laboratorium pcr sumsel, pelacakan kasus sumsel,berita sumsel, berita palembang

Dinkes Sumsel regionalisasi  pemeriksaan sampel COVID-19

Arsip - Petugas BBLK Palembang sedang memeriksa sampel. (ANTARA/Aziz Munajar)

Palembang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Sumatera Selatan berencana mengembangkan lokasi pemeriksaan sampel kasus-kasus COVID-19 berdasarkan regional kabupaten/kota agar tidak menumpuk dan bertumpu di laboratorium PCR di Kota Palembang.

Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Sumsel Yusri di Palembang, Sabtu, mengatakan jauhnya jarak pengiriman dan penumpukan sampel dari 17 kabupaten/kota di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang menyebabkan hasil pemeriksaan baru bisa diketahui lebih dari satu hari.

"Harapannya ketika pemeriksaan PCR sudah dibagi maka hasilnya bisa keluar kurang dari 24 jam, supaya orang yang diperiksa bisa langsung cepat diputuskan isolasi atau tidak," ujarnya.

Menurut dia, terobosan itu akan didiskusikan lebih lanjut pekan ini terutama menyangkut penyerahan bahan baku sehingga diharapkan bisa terealisasi pada Juli. Sejauh ini pihaknya baru memetakan rencana pembagian regional kabupaten/kota.

Pemeriksaan PCR dari Kabupaten Muara Enim , Empat Lawang, dan Pagaralam akan dipusatkan di Kabupaten Lahat, kemudian untuk Kabupaten OKU dan OKU Selatan dipusatkan di Kabupaten OKU Timur.

Selanjutnya pemeriksaan dari Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Muratara dipusatkan di Kabupaten Musi Rawas.

Sementara sampel dari Kota Prabumulih, Kabupaten Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir dan Banyuasin tetap diperiksa di Kota Palembang, namun akan terbagi di BBLK Palembang dan BTKL Palembang serta laboratorium lain yang bersedia.

"Khusus Musi Banyuasin bisa periksa sendiri," kata dia.

Yusri menyebut kabupaten/kota yang menjadi pusat pemeriksaan telah memiliki laboratorium yang mumpuni, namun untuk merealisasikan regionalisasi itu diperlukan komitmen penganggaran masing-masing pimpinan.

"Karena mungkin jam kerja petugas perlu ditambah dan itu harus ada insentif, mau tidak kabupaten itu memeriksakan daerah lain tapi mereka yang menganggarkan? Harusnya mau, karena sekarang ini berbicara sistemik menyeluruh di mana semua daerah masuk bagian Satgas Penanganan COVID-19, daerah juga bisa inisiatif menganggarkan bahan bakunya," ujar Yusri.

Pihaknya optimistis regionalisasi pemeriksaan PCR COVID-19 akan meningkatkan jumlah sampel yang dilacak dan diperiksa per hari hingga ribuan sampel di Sumsel, sebab saat ini sampel terperiksa setiap harinya baru berkisar 500 sampel serta perlu menunggu waktu lama.