Biak (ANTARA) - Tokoh adat Biak David Rumansara menhimbau pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Gubernur Khofifah Indar Parawansa untuk memberikan perlindungan hukum bagi mahasiswa asli orang Papua yang saat ini sedang menempuh kuliah di berbagai perguruan tinggi di pulau Jawa.
"Stop dan hentikan perlakuan rasisme terhadap mahasiswa OAP, ya mereka menuntut ilmu untuk menjadi sumber manusia unggul Indonesia maju," tegas Koordinator Lembaga Musyawarah Adat Teluk Saereri, David Rumansara menanggapi aksi atas mahasiswa OAP di Biak, Senin.
David mengakui, jika aksi perlakuan diskriminasi dialami mahasiswa Papua tidak segera dihentikan akan menimbulkan kebencian dan ketidakharmonisan di kalangan masyarakat di tanah Papua.
Ia mengharapkan, pemerintah provinsi Jawa Timur dan Walikota Surabaya, Walikota Malang dan Bupati Malang dapat memberikan perlindungan mahasiswa Papua sebagai bagian dari warga negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Jangan ada lagi diskriminasi terhadap masyarakat orang asli Papua khususnya mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di pulau Jawa," harap David.
Sementara itu, tokoh adat pengunungan Tengah di Biak Tommy Kogoya mengimbau warga asli Papua tidak terhasut dengan ajakan melakukan aksi demo damai karena dapat menganggu ketertiban masyarakat lokal.
Tommy mengharapkan, perlakuan dialami mahasiswa asli Papua harus diselesaikan dengan cara-cara persuasif dan tidak dengan kekerasan.
"Ketika pendekatan kekerasan dilakukan aparat penegak hukum maka bisa menciderai rasa keadilan masyarakat Papua," harapnya.
Ia mengakui, masyarakat pegunungan Tengah di Kabupaten Biak Numfor diminta jangan melakukan reaksi atas aksi perlakuan rasisme mahasiswa asli Papua di pulau Jawa.
Tokoh adat Biak SP Koibur mengencam aksi perlakuan tidak manusiawi dialami mahasiswa asli Papua di beberapa daerah di pulau Jawa.
"Mahasiswa asli Papua merupakan warga Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga harus diberikan jaminan hukum untuk berkuliah," imbuhnya.
Pertemuan tokoh adat Biak dengan Bupati Herry Ario Naap dan Forkompinda Kabupaten Biak Numfor berlangsung di gedung Sasana Krida kantor Bupati, Senin (19/8) menyikapi aksi perlakuan tidak senonoh dialami mahasiswa asli Papua pada beberapa kota di Jawa Timur.
Hingga pukul 19.00 situasi kamtibmas di Biak sekitarnya berlangsung kondusif karena berbagai kegiatan warga berjalan lancar melayani kebutuhan masyarakat.
Berita Terkait
Kejati Sumsel proses tahap ll kasus korupsi asrama mahasiswa
Jumat, 19 April 2024 22:10 Wib
Kejati Sumsel terima pengembalian uang kasus korupsi asrama mahasiswa
Selasa, 2 April 2024 14:46 Wib
Pj Gubernur Sumsel silaturahim dengan mahasiswa Cipayung Plus
Minggu, 31 Maret 2024 22:15 Wib
Jaksa menangkan praperadilan yang diajukan satu tersangka korupsi asrama mahasiswa
Jumat, 29 Maret 2024 14:58 Wib
Unsri menerima mahasiswa baru jalur KIP lebihi kuota
Rabu, 27 Maret 2024 19:16 Wib
Jalur SNBP Unsri Palembang terima 1.749 calon mahasiswa baru
Selasa, 26 Maret 2024 19:54 Wib
Kejati Sumsel tahan oknum pegawai BPN Yogyakarta terkait penjualani asrama
Kamis, 21 Maret 2024 11:18 Wib
Penangkapan tersangka korupsi penjualan asrama mahasiswa
Kamis, 21 Maret 2024 8:06 Wib