Harga komoditas anjlok dinilai hambat tekan angka kemiskinan Musi Banyuasin

id karet,aspal,musrembang,bupati musi banyuasin,bupati muba,komoditas,harga komoditas turun,tekan kemiskinan

Harga komoditas anjlok dinilai hambat tekan angka kemiskinan Musi Banyuasin

Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex memberikan sambutan pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Pembangunan Kerja Daerah Pemerintah Daerah (Musrenbang RKPD) Tahun 2020 di Sekayu, Kamis (4/4). (Humas Musi Banyuasin)

....Melalui upaya ini, Muba berharap dapat menurunkan angka kemiskinan hingga 15,0 persen....
Palembang (ANTARA) - Angka kemiskinan di Kabupatan Musi Banyuasin, Sumatera Selatan masih 16,52 persen karena pengaruh anjloknya harga komoditas karet dan sawit sejak lima tahun terakhir.

Bupati Musi Banyasin Dodi Reza Alex di Sekayu, Kamis, mengatakan, penurunan harga karet ini sulit diatasi karena sangat tergantung dengan harga di pasaran internasional.

Oleh karena itu dalam setahun terakhir, Pemkab Muba mendorong realisasi penggunaan aspal karet dan pengolahan minyak sawit menjadi bahan bakar ramah lingkungan (biofuel) untuk meningkatkan serapan dalam negeri terhadap dua komoditas ekspor tersebut.

"Muba fokus menjalankan dua program ini, karena ini adalah solusi untuk mengatasi kemiskinan yakni harus ada serapan dari dalam negeri sendiri," kata Dodi pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Pembangunan Kerja Daerah Pemerintah Daerah (Musrenbang RKPD) Tahun 2020.

Seperti diketahui, penduduk Kabupaten Musi Banyuasin hampir 80 persen menggantungkan hidup pada perkebunan karet dan sawit.

Anjloknya harga karet karena rendahnya penyerapan pasar internasional akibat krisis ekonomi global telah membuat harga di tingkat petani hanya berkisar Rp7.000/kg.

Dodi mengatakan, meski belum signifikan penyerapannya, setidaknya pada tahun 2018 sudah ada pembangunan satu ruas jalan menggunakan aspal karet. Sementara pada 2019, terdapat lima ruas jalan yang diperkirakan menyerap puluhan ton karet rakyat.

Sementara untuk kelapa sawit, Dodi mengatakan, Pemkab Muba gencar merealisasikan inovasi pengelolaan inti kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati dengan menggandeng ITB.

"Melalui upaya ini, Muba berharap dapat menurunkan angka kemiskinan hingga 15,0 persen," kata Dodi.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin mengklaim berhasil menurunkan angka kemiskinan dalam 10 tahun terakhir dari 33,0 persen saat mulai otonomi daerah di tahun 2004 menjadi 16,75 persen.

Berdasarkan data Bappeda Musi Banyuasin diketahui dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2018 dalam kurun 11 tahun Pemerintah Musi Banyuasin dapat menurunkan angka kemiskinan sebesar lebih kurang 17 persen.

Berdasarkan survey ekonomi nasional per-Maret tahun 2018 di Kabupaten Muba terjadi penurunan angka kemiskinan dibandingkan tahun 2017 yakni 16,75 persen turun sebesar 0,23 persen menjadi 16,52 persen dengan total jumlah penduduk miskin 105.149 jiwa.

Sementara angka nasional sudah satu digit yakni, 9,66 persen dan Provinsi Sumatera Selatan 12,82 persen.

Terjadinya kemiskinan ini tidak lepas juga dengan kondisi anjloknya harga di sektor perkebunan karet dan sawit yang terjadi saat ini. Saat harga jatuh, maka secara otomatis akan menurunkan daya beli masyarakat, sementara seperti diketahui 51,63 persen kepala rumah tangga di Muba bekerja di sektor perkebunan.

Sejauh ini, Pemkab sudah berupaya mendapatkan alokasi dana peremajaan lahan sawit dari pemerintah pusat, yakni Rp25 juta per hektare bagi kelompok tani.