Pelaku industri kecil-menengah butuh "Bapak angkat"

id ukm,umkm,bapak angkata ukm,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, jembatan ampera, wong palembang, wisata

Pelaku industri kecil-menengah butuh "Bapak angkat"

Dokumentasi- Salah satu peserta merapikan produk miliknya pada Gebyar Usaha Kecil Menengah (UKM) Indonesia. (ANTARA News Sumsel/Feny Selly/)

Lebak, Banten (ANTARA News Sumsel) - Pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di Kabupaten Lebak, Banten, membutuhkan "bapak angkat" untuk membantu usahanya agar berkembang sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan penyerapan tenaga kerja lokal.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Dedi Rahmat di Lebak, Selasa, mengatakan sejauh ini pelaku IKM sulit berkembang akibat terbatasnya permodalan dan pemasaran.

Para pelaku IKM di Lebak memproduksi aneka kerajinan maupun makanan hanya untuk mencukupi kebutuhan ekonomi sehari-hari. Karena itu, pihaknya berharap perusahaan BUMN maupun perusahaan swasta dapat melirik pelaku IKM menjadi bapak angkat.

Apabila, mereka mendapat "bapak angkat" tentu akan mendapat bantuan permodalan juga pemasaran. Selain itu juga peningkatan kualitas agar bisa bersaing pasar. "Kami yakin jika pelaku IKM menjadi bapak angkat dipastikan usaha mereka berkembang," ujarnya.

Menurut dia, pemerintah daerah mengoptimalkan pembinaan dan pelatihan bagi pelaku IKM agar kualitasnya memiliki mutu dan berdaya saing.

Saat ini, jumlah pelaku IKM yang ada sebanyak 14.217 unit usaha dan menyerap tenaga kerja hingga 28.346 orang.

Pelaku IKM yang berkembang diantaranya kerajinan bambu, anyaman, aneka makanan, batik Lebak, tenun Baduy hingga kerajinan tangan.

Dedi Rahmat mengatakan pihaknya sejauh ini sudah membantu pelaku IKM untuk mendapatkan sertifikasi halal yang diterbitkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sertifikasi halal itu dapat mendorong pelaku IKM menembus pasar domestik dan mancanegara. Selain itu juga meningkatkan pengemasan dan memiliki standar nasional Indonesia (SNI) serta pemasangan barcode dan pemberian sertifikat organik pangan.

Begitu juga produksi kerajinan makanan dilakukan pengujian di laboratorium agar memenuhi persyaratan nilai gizinya. "Kami juga menjalin bekerja sama dengan PT Indomarco untuk memasarkan hasil produksi pelaku IKM itu," katanya.

Sementara itu, pelaku IKM batik Lebak Chanting Perdana, Umsaroh mengatakan kini usahanya mengalami kemajuan pesat setelah setahun lalu mendapat "bapak angkat" dari BUMN PT Taspen.

Saat ini, usahanya dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 40 orang serta omzet pendapatan mencapai Rp100 juta per bulan.

"Kami awalnya mendapat bantuan modal dari PT Taspen sebesar Rp40 juta melalui kemitraan itu," katanya.