37 persen alumni Politeknik Negeri Sriwijaya bekerja di BUMN

id Polsri,Politeknik negeri sriwijaya,Alumni,Bumn

37 persen alumni Politeknik Negeri Sriwijaya bekerja di BUMN

Politeknik Negeri SriwijayaPalembang (Ist)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) Palembang mengklaim 37 persen alumninya diterima bekerja di sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negera (BUMN).

"Jumlah alumni yang bekerja sebagian besar di BUMN dengan persentase 37 persen, PNS 7 persen perusahaan swasta nasional 32 persen, perusahaan swasta internasional 17 persen, dan sisanya berwirausaha (entrepreneur) sebanyak 7 persen," kata Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Ahmad Taqwa, Jumat.

Ia juga mengatakan Polsri juga membuka kelas kerjasama sejak 2015 lalu dengan tujuan untuk mempermudah akses pendidikan tinggi vokasi.

Ia mengatakan adanya evaluasi yang dilakukan terkait peningkatan mutu lulusan, salah satunya mengetahui masa tunggu alumni setelah lulus untuk mendapatkan kerja.

Menurutnya, kegiatan masa tunggu alumni mendapatkan pekerjaan rata-rata kurang dari 6 bulan dan kesesuaian kompetensi alumni dengan pekerjaannya 90 persen.

Ia menambahkan hingga saat ini Polsri sudah banyak membuka kelas kerjasama mulai dipercaya Garuda Maintenance Fasility (GMF) untuk membuka Program D III Penerbangan.

Polsri juga membuka kelas kerjasama dengan PT Trias Indra Saputra-Brand Legrand Perancis dan membuka kelas kerjasama program double degree (D4) Akuntansi Sektor Publik kerjasama dengan Management and Science University (MSU) Malaysia.

"Di bidang penigkatan daya saing, pengetahuan dan keterampilan, tahun ini kami juga memfasilitasi magang di perusahaan partner ILO University (Philipine), Mindoro State College of Agriculture and Technology (Philipine) dan Thaksina Business Technological College (Thailand)," ungkapnya.

Ia berharap kelas kerjasama tersebut bisa menjadi salah satu solusi dalam persaingan era teknologi saat ini. Sehingga lulusan Polsri tetap bisa mengisi berbagai posisi dalam berbagai sektor strategis yang diperlukan Indonesia.