BBKSDA Riau antisipasi perburuan harimau sumatera

id perburuan,harimau sumatera,berita sumsel,berita palembang,BBKSDA Riau,pemburu liar,kulit harimau,harimau Bonita

BBKSDA Riau antisipasi perburuan harimau sumatera

Dokumentasi- Dua ekor Harimau Sumatera (Phantera tigris sumatrae) tertangkap kamera penjebak yang dipasang pekerja satwa liar di kawasan Taman Nasional . (Ist)

Pekanbaru (ANTARA News Sumsel) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau mengantisipasi perburuan Harimau Sumatera pascapenangkapan Bonita di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

"Laporan dari teman-teman di lapangan masih ditemukan perburuan harimau menggunakan jerat," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.

Untuk itu, ia mengatakan pasca penangkapan dan relokasi harimau sumatera bernama Bonita dari Indragiri Hilir, Riau, ke pusat rehabilitasi harimau sumatera (PRHS) Dharmasraya, Sumatera Barat, tim tidak akan berhenti melakukan pengawasan.

Dia mengatakan tim terpadu terdiri dari BBKSDA Riau, TNI, Polri, aktivis pecinta satwa dan pemerintah setempat yang telah dibentuk diupayakan untuk tetap dipertahankan.

Hal itu menyusul masih terdapat harimau sumatera lainnya di sekitar lansekap SM Kerumutan, terutama Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir dan Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan.

"Bersama TNI Polri kita akan terus melakukan pengawasan di sana," tuturnya.

Lebih jauh, selain mengawasi dan melakukan patroli bersama dia juga mengatakan tim BBKSDA Riau melakukan identifikasi terkait keberadaan individu harimau sumatera lainnya.

"Tentu saja kita turut melakukan pengamatan individu lain di Pelangiran dan sekitarnya," tuturnya.

BBKSDA Riau menyatakan sedikitnya lima ekor harimau sumatera yang kini hidup di kawasan lansekap SM Kerumutan yang membentang dari Indragiri Hilir, Indragiri Hulu dan Pelalawan.

Belakangan, sejumlah harimau yang hidup di kawasan konservasi itu bermunculan ke pemukiman warga. Salah satu diantaranya adalah Bonita, harimau sumatera betina berusia empat tahun yang berkeliaran di kawasan perkebunan sawit PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP), Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir.

Bonita sendiri berhasil ditangkap dan direlokasi setelah tim terpadu melakukan perburuan sejak Januari-April 2018. Selama periode itu, Bonita telah membunuh dua manusia, tempat jelajah dia di PT THIP pada Januari dan Maret 2018. Keduanya adalah seorang perempuan bernama Jumiati dan laki-laki bernama Yusri.

Sementara itu, selama proses pencarian, tim sempat menemukan sedikitnya 50 jerat yang diduga kuat sengaja ditujukan menjerat harimau di kawasan tersebut.

Selama proses pencarian pula, tim terpadu tidak hanya memantau satu ekor harimau Bonita yang keluar dari kawasan konservasi. Sedikitnya tiga ekor harimau lainnya yang terpantau sempat berkeliaran di antara Pelangiran, Indragiri Hilir dan Pulau Muda, Pelalawan.

Bahkan di Pelalawan, dua harimau dilaporkan sempat memangsa hewan ternak warga, meski kemudian harimau tersebut menghilang dan hingga kini belum ditemukan lagi.