Puluhan warga desa Banjarsari Magelang keracunan

id keracunan,warga magelang keracunan,keracunan makanan,kesehatan,dinas kesehatan,sampel makanan,makan hidangan,warga di rawat akibat keracunan

Puluhan warga desa Banjarsari Magelang keracunan

Ilustrasi- Orang keracunan makanan. (ANTARA/Diasty Surjanto)

Magelang  (ANTARA News Sumsel) - Puluhan warga Desa Banjarsari, Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, keracunan makanan diduga setelah makan hidangan di sebuah hajatan warga setempat.

Diduga akibat keracunan tersebut, sebanyak 26 pasien harus dirawat di rumah sakit, kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Hendarto di Magelang, Minggu.

Pada hari Sabtu (3-3-2018) siang ada hajatan di rumah Marsudi di Dusun Mlahar, Desa Banjarsari, Kecamatan Windusari pada pukul 14.00 s.d. 17.00 WIB.

Sekitar pukul 17.00 WIB, ada warga yang makan di hajatan tersebut mulai mengalami mual, pusing, dan muntah. Semula anak Kades Banjarsari yang muntah-muntah, kemudian langsung dibawa ke RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

Setelah itu, orang lain yang makan di tempat hajatan dengan gejala yang sama. Mereka juga dibawa ke RSJ Magelang.

Hendarto mengatakan bahwa selepas magrib beberapa korban lain mengalami gejala diare. Tiap orang reaksinya berbeda.

Awalnya bidan desa setempat setelah mendapat laporan dari salah satu warga langsung koordinasi dengan perangkat desa untuk mencari warga yang mengeluhkan keracunan.

Sekitar pukul 19.00 WIB saat bidan desa mengunjungi RSJ, korban yang mendapat tindakan infus ada tujuh orang yang lain dalam pengawasan dan mendapat suntikan.

Menurut dia, umur korban yang mengalami gejala keracunan bervariasi, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

Hingga Sabtu pukul 24.00 WIB tercatat seluruh pasien yang dibawa ke RSJ sekitar 26 orang.

"Penanganan pasien di RSJ sampai Minggu sekitar pukul 00.15 WIB dan tidak ada pasien lagi yang datang akibat keracunan tersebut. Kondisi saat ini, seluruh pasien sudah boleh pulang," katanya.

Upaya tindak lanjut yang dilakukan puskesmas, kata dia, sudah berkoordinasi dengan perangkat desa dan polsek untuk terus mendata dan memantau perkembangan kasus.

Melalui bidan desa, dilakukan pemantauan kepada pasien yang sudah pulang dari rumah sakit maupun kemungkinan adanya susulan kasus baru.

"Petugas sudah mengamankan sampel makanan untuk dilakukan uji laboratorium," katanya.