DKP OKU Uji Sampel Buah Dan Sayuran

id buah, sayuran, dkp, pemeriksaan sayuran, uji tes buah, Dinas Ketahanan Pangan

DKP OKU Uji Sampel Buah Dan Sayuran

Dokumentasi- Sayuran. (ANTARA/Lucky.R)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan melakukan uji sampel pada buah dan sayuran yang diambil dari dua toko berbeda di wilayah itu guna memastikan aman dikonsumsi masyarakat.

"Uji sampel ini untuk memastikan buah dan sayuran yang dijual tidak mengandung zat berbahaya jika dikonsumsi oleh masyarakat konsumen," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Ogan Komering Ulu (OKU), Jhon Herly di Baturaja, Sabtu.

Dia mengatakan, uji sampel untuk mengantisipasi adanya kandungan zat berbahaya pada buah dan sayuran itu dilakukan pihaknya di Laboratorium Pusat Pengujian Mutu dan Promosi Hasil Pertanian Jakarta.

"Tahun ini sudah kedua kalinya kami melakukan uji sampel buah dan sayuran yakni pemeriksaan pertama pada Februari lalu sebagai upaya pemerintah mewujudkan masyarakat sehat dan bergizi," ungkapnya.

Dia mengemukakan, pemeriksaan itu juga dalam rangka menciptakan masyarakat yang sehat, bergizi dan terjamin dari pencemaran kimia atau biologi sehingga aman dan layak dimakan," katanya.

"Sample sayur yang diambil antara lain cabai merah besar, cabai hijau, sawi dan buncis, sedangkan untuk jenis buah yang diambil di antaranya melon, anggur, jeruk dan apel impor hijau," kata dia.

"Degan uji sampel laboratorium ini dapat diketahui apakah sayur dan buah yang dijual pedagang layak atau tidak untuk dikonsumsi. Terlebih lagi (Pangan Segar Asal Tumbuhan) (PSAT) beresiko tinggi mengandung zat berbahaya seperti residu pestisida, mikotoksin dan logam berat.

"Jika terdapat kandungan zat itu maka sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia jika mengkonsumsinya," jelasnya.

Untuk itu, Jhon mengimbau agar masyarakat di wilayah itu menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan mencuci sayuran untuk dimasak serta mengupas kulit buah sebelum mengkonsumsinya.

Hasil pemeriksaan pada bulan ini baru bisa diketahui pada akhir Januari 2018," ujarnya.