Ratusan orang anak putus sekolah di Ogan Komering Ulu

id anak, sekolah, putus sekolah, pendidikan, diknas

Ratusan orang anak putus sekolah di Ogan Komering Ulu

Siswa Sekolah Dasar (SD) (Foto ANTARA Sumsel/Feny Selly)

Baturaja  (ANTARA Sumsel) - Jumlah anak putus sekolah di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Nasional setempat pada 2017 mencapai 273 orang dengan tingkat pendidikan mulai tamatan SD hingga SMA.

"Jumlah anak putus sekolah tahun ini tercatat sebanyak 273 orang pada usia yang seharusnya mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolahan," kata Kepala Dinas Pendidikan Nasional Ogan Komering Ulu (Diknas OKU), Achmad Tarmizi di Baturaja, Rabu.

Dari jumlah tersebut, kata dia, sebagian besar anak putus sekolah terdapat di wilayah Kecamatan Baturaja Timur mencapai 139 orang dan paling sedikit pada Kecamatan Ulu Ogan hanya tujuh orang.

"Jumlah secara rinci setiap kecamatan saya lupa. Yang jelas anak putus sekolah sebagian besar berjenis kelamin laki-laki," ungkapnya.

Menurut dia, penyebab anak putus sekolah karena beberapa faktor seperti masalah pribadi pada remaja itu yang memang malas mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolahan.

Sedangkan faktor lainnya adalah masalah ekonomi orang tua yang tidak mampu membiayai kebutuhan sekolah anaknya ataupun anak itu sendiri lebih memilih mencari nafkah untuk membantu kebutuhan rumah dari pada belajar.

Untuk itu, kata Tarmizi, pemerintah mengupayakan memberantas anak putus sekolah dengan solusi memberikan kesempatan pada remaja yang malas sekolah agar mengikuti belajar paket A, B dan C.

"Jika masalahnya ekonomi bisa diatasi karena sekarang ini sudah ada sekolah gratis," ungkapnya.

Upaya pemerintah sudah cukup maksimal dalam memberantas anak putus sekolah dengan program sekolah gratis dan menyediakan fasilitas pendidikan mulai dari bangunan, ruang kelas dan tenaga pengajar yang berpengalaman.

"Jadi tidak ada alasan lagi adanya anak putus sekolah. Kami berharap kepada seluruh masyarakat jika mendapati remaja putus sekolah di lingkungan sekitar untuk melapor pada kami agar program ini bisa berjalan dengan baik," ujarnya.