PLTG Borang dijadwalkan COD

id PLTG, gas, listrik,

PLTG Borang dijadwalkan COD

Ilustrasi --- Pembangkit Listrik Tenaga Gas (FOTO ANTARA)

Palembang (ANTARASumsel) - Pembangkit Listrik Tenaga Gas dengan kapasitas 2x7 MW di Sematang Borang, Palembang dijadwalkan pengoperasian secara komersial (COD) pada 21 Februari 2016 untuk mulai menjual energi ke PLN.

Direktur Utama PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya Ahmad Novan di Palembang, Selasa mengatakan semua pekerjaan kontruksi sudah memasuki tahapan final termasuk perubahan letak alat ukur (metering) sesuai permintaan SKK Migas.

"Nanti setelah COD maka PLTG Borang akan langsung mengaliri listrik ke 10 ribu Kepala Keluarga di kawasan Sako dan Kalidoni," kata Novan.

Ia mengemukakan, proses COD ini dapat dijadwalkan pada Februari setelah uji coba tahap pertama pada Oktober 2015 dinyatakan berhasil.

Keandalan kontruksi juga dibuktikan dengan tidak ada persoalan selama pengoperasian penuh hanya berselang satu bulan setelah uji coba tersebut.

"Semuanya sudah rampung, termasuk kerja sama dengan Pertamina EP dalam pembelian gas, penggunaan jalur pipa Pertamina Gas dari Prabumulih ke Palembang," kata dia.

Sebelumnya, PLTG Borang ini telah menuntaskan lima proyek utama yakni pembangunan gedung administrasi, pembuatan pipa penyaluran gas pertamina, pembangunan gedung pembangkit, pengeboran pipa untuk menyalurkan air radiator, dan pembuatan bak penampung air untuk dialirkan ke radiator.

Terkait harga jual listrik dengan PT PLN, menurut Novan sudah terjalin kesepakatan sehingga setelah COD bisa dikomersilkan.

Ia pun optimistis, unit usaha PT SP2J ini akan menuai keuntungan karena telah terjadi perbaikan manajemen perusahaan pada sepanjang tahun 2015.

"Setelah mendapatkan suntikan dana dari APBD Perubahan pada 2014 sebesar Rp44 miliar, perusahaan langsung berbenah yakni bagaimana caranya berbagai unit usaha PT SP2J bisa menghasilkan keuntungan," kata dia.

Dalam pembenahan selama kurang lebih enam bulan, BUMD Pemkot Palembang ini telah meraup keuntungan sebesar Rp1 miliar dari beberapa unit usaha, di antaranya, BRT Trans Musi, gas rumah tangga, kapal putri kembang dadar, dan rusunawa.

Sebelumnya, BUMD ini selalu dilaporkan menelan kerugian akibat buruknya pengelolaan Trans Musi.