Soal UN berbasis komputer, ini kata siswa

id ujian nasional, un, ujian cbt

Soal UN berbasis komputer, ini kata siswa

Ilustrasi - Sejumlah siswa mengerjakan soal menggunakan komputer saat simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMK Negeri 7 Palembang, Sumatera Selatan. (Foto Antarasumsel.com/Feny Selly/16/den)

Palembang (ANTARASumsel) - Sejumlah siswa SMA peserta Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Palembang, menanggapi beragam pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer.

Ayu Larasati, siswa kelas 12 IPA II SMA Negeri Palembang, Senin, mengatakan dirinya tidak terlalu terkejut dengan sistem ujian seperti ini karena sudah mengikuti beberapa kali uji coba yang dilaksanakan sekolah.

"Saya ikut try out sebanyak lima kali dan simulasi UNBK sebanyak dua kali. Jadi tidak kaget lagi," kata Ayu yang dijumpai sesuai ujian di ruang Laboratorium Komputer sekolahnya.

Bahkan, model ujian berbasis komputer ini, menurut Ayu sudah diterapkan pada Ujian Semester di sekolahnya sehingga ketika diterapkan dalam UN menjadi tidak terlalu sulit untuk beradaptasi.

"Apalagi saya juga ikuti Bimbingan Belajar yang juga memakai sistem berbasis komputer saat try out-nya," kata dia.

Senada, rekan satu kelas Ayu, Lulu Imitinan Muthiah mengatakan ujian berbasis komputer ini bukan sesuatu yang menakutkan lagi.

"Sama persis pelaksanaannya dengan saat try out dan simulasi yang saya ikuti. Soal-soalnya juga mirip-mirip," kata Lulu.

Bagi Lulu menggunakan komputer sudah menjadi rutinitas keseharian karena guru kerap memberikan tugas yang mengharuskan siswa mengakses internet.

Sehingga ketika ujian menggunakan komputer atau tidak berbasis kertas lagi menjadi bukan hal baru baginya.

"Sarana dan prasarana juga sangat mendukung, sama sekali tidak ada persoalan, internetnya cepat, dan tidak ada gangguan dengan aflikasinya," ujar dia.

Hanya saja, Lulu mengakui bahwa dari sisi mental terjadi perbedaan karena ia merasakan `deg-degan` jika dibandingkan saat mengikuti try out.

Orangtua juga mengingatkan karena sudah mendapatkan surat edaran dari sekolah untuk memastikan tidak ada siswa yang datang terlambat ke sekolah saat UN.

"Soalnya ada waktunya di layar, jadi saya tambah gugup, apalagi saat waktu tinggal lima menit lagi," kata dia.

Sementara itu, Rafika, siswa kelas 12 IPA 4 memiliki padangan berbeda mengenai UN Berbasis Komputer ini karena membagi siswa berdasarkan waktu pelaksanaan ujian.

Rafika yang kebagian jam 10.30-12.30 merasa keberatan karena merasa tidak sesegar siswa yang ujian di pagi hari.

"Inilah sulitnya, harus bergantian karena komputernya sedikit. Seharusnya ujian dilakukan di pagi hari jadi otak masih segar. Selain itu, ujian juga terpaksa dilakukan selama enam hari, sementara biasanya hanya tiga hari karena tidak bisa dua pelajaran sekaligus," kata dia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan tingkat pelaksanaan UNBK tahun ini melesat 900 persen berbanding dengan tahun lalu yakni dari 500 sekolah menjadi 4.400 sekolah.***4***