MHI: kerusakan hutan penyebab banjir Di Sumsel

id hujan, banjir, hutan, mahasiswa hijau indonesia

MHI: kerusakan hutan penyebab banjir Di Sumsel

Ilustrasi (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/15/den)

Palambang, (ANTARA Sumsel) - Aktivis Mahasiswa Hijau Indonesia Sumatera Selatan menyatakan bahwa banjir yang melanda sejumlah kabupaten di provinsi ini pada musim hujan sekarang disebabkan adanya kerusakan hutan.

"Hutan di provinsi ini yang luasnya sekitar 3,5 juta hektare sekarang ini kondisinya memprihatinkan, mengingat separuhnya diperkirakan telah mengalami kerusakan, sehingga tidak dapat berfungsi secara maksimal untuk menyerap air hujan," kata aktivis Mahasiswa Hijau Indonesia (MHI) Sumsel, Dedek Chaniago, di Palembang, Kamis.

Menurut dia, kerusakan hutan yang menjadi penyebab utama terjadi banjir pada musim hujan ini, karena ulah manusia dan hanya sebagian kecil disebabkan faktor alam.

Hutan yang ada di Sumsel yang berpenduduk sekitar 8,6 juta jiwa ini, telah dimanfaatkan secara berlebihan, kayunya ditebangi tanpa upaya penghijauan yang seimbang dan dimanfaatkan untuk pertambangan dan perkebunan dengan alasan pemanfaatan potensi daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, katanya lagi.

Dia menjelaskan, kerusakan hutan di Sumsel tidak boleh terus dibiarkan dan memerlukan perhatian semua pihak serta masyarakat untuk menyelamatkannya.

Ia menegaskan, hutan perlu dikembalikan fungsinya sebagai gudang penyimpan air dan tempat penyerapan air hujan, sehingga air hujan yang berlimpah dapat disimpan di dalam tanah serta tidak langsung mengalir mengakibatkan luapan air sungai dan banjir, seperti terjadi di beberapa daerah ini.

Dia mengingatkan, jika kerusakan hutan tidak segera diatasi, bencana ekologis itu akan terus mengancam pada setiap musim hujan, bahkan ajab semakin parah, kata aktivis lingkungan itu pula.

Sebelumnya, Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Sumsel, Belman Karmuda mengatakan, beberapa pekan terakhir banjir melanda sejumlah daerah di provinsi ini, seperti Kabupaten Musi Rawas, Musi Banyuasin, dan Penukal Abab Lematang Ilir (Pali).

Pihaknya membantu untuk meringankan beban masyarakat di daerah yang dilanda banjir itu, antara lain menurunkan puluhan relawan untuk melakukan evakuasi para korban, dan menyalurkan bantuan bahan makanan serta sejumlah barang dari Dinas Sosial maupun sumbangan dari masyarakat sekitar, ujarnya lagi.