Ribuan hektare sawah di Musirawas terancam puso

id sawah, musirawas, petani, padi, kepala dinas tph, heryanto, kekeringan, irigasi

Ribuan hektare sawah di Musirawas terancam puso

Lahan sawah petani mulai kekeringan terancam gagal panen (ANTARA FOTO)

Musirawas, (ANTARA Sumsel) - Sedikitnya 4000-an hektare sawah irigasi terancam gagal panen atau puso sebagai dampak musim kemarau panjang di Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kabupaten Musirawas Heryanto, Jumat, mengatakan ribuan hektare sawah irigasi itu hingga saat ini tak mendapatkan air sehingga kekeringan, sedangkan tanaman padi petani masih membutuhkan air.

Ia mengatakan kekeringan areal sawah itu tidak hanya turunnya debit air Sungai Kelinggi, tapi menjamurnya kolam air deras para pengusaha, sehingga air irigasi itu dibuang di luar saluran irigasi.

Areal sawah yang kekeringan itu antara lain terdapat di wilayah Desa Sri Rezeki, Kecamatan STL Terawas yang selama ini menjadi salah satu lumbung padi masyarakat, saat ini tanaman padi petani mulai menguning akibat kekeringan.

Selain itu di Kecamatan Sumber Harta seluas 950 hektar, dalam Kecamatan Purwodadi 750 hektar, STL Terawas 900 hektar, Tugumulyo 80 hektar dan daerah irigasi lainnya.

Oleh karena itu, katanya, hal itu bila tidak cepat diatasi sepuluh hari kedepan, maka tanaman padi petani itu akan gagal panen, dan upaya lainnya seperti Pemkab Musirawas harus menertibkan usaha kolam air deras tersebut.

"Kalau air irigasi itu bisa dikendalikan dan sampai ke pelosok persawahan masyarakat, insya Allah gagal panen bisa diatasi," ujarnya.

Penjabat Bupati Musirawas H Riki Junaidi mengatakan secepatnya akan melakukan pembahasan bersama-sama instansi terkait untuk mengatasi kekurangan air itu, karena petani sangat membutuhkannya saat sawah mereka sedang kekeringan.

"Kita akan melakukan rapat koordinasi bersama antar instasni menyelesaikan permasalahan itu, karena kita tidak menginginkan mengalami gagal panen," ujarnya.

Seluruh pemilik kolam air deras daerah itu diimbau untuk mengendalikan airnya agar tidak dibuang ke daerah lain, sehingga air dari usaha kolam bisa kembali masuk ke jaringan irigasi.

Pemerintah kabupaten juga akan mengawal ketat kebutuhan air bagi petani sawah dan tidak mematikan usaha kolam air deras, sehingga semuanya bisa berjalan dengan baik untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di saat krisis sekarang ini, ujarnya.