BRIN ingatkan korelasi pengambilan air tanah terhadap penurunan tanah

id brin,air tanah,penurunan tanah,banjir rob,banjir demak,bahaya tanah turun,muka air laut

BRIN ingatkan korelasi pengambilan air tanah terhadap penurunan tanah

Ilustrasi: Vokalis dan basis band The Brandals Eka Annash (tengah) dan Radhit Syaharzam (kiri) membentangkan spanduk aksi Global Climate Strike di perkampungan yang terendam limpasan air laut ke daratan atau banjir rob di Dusun Timbulsloko, Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Sabtu (16/9/2023). . ANTARA FOTO/Aji Styawan. (ANTARA FOTO/AJI STYAWAN)

Fenomena itu juga memberikan tekanan membuat bangunan menjadi miring dan merugikan secara ekonomi.
 
Penduduk yang tinggal di daerah pesisir yang mengalami penurunan tanah, kata dia, selain menghadapi banjir rob rutin, mereka juga harus menaikkan rumah setinggi 1 sampai 1,5 meter setiap dua sampai tiga tahun agar rumah tidak tenggelam.
 
"Penurunan muka tanah adalah sebuah bahaya yang dapat menjadi bencana. Peristiwa terbaru adalah banjir di Demak yang mengakibatkan 21 ribu warga mengungsi, ini paling banyak di awal tahun 2024," kata Sarah.
 
"Kita ketahui bahwa Demak adalah area yang mengalami penurunan muka tanah yang cukup meluas," imbuhnya.
 
BRIN saat ini aktif melakukan riset secara mandiri, pendanaan internal, eksternal maupun kolaborasi untuk meneliti bahaya penurunan tanah yang merupakan masalah multi dimensi.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN paparkan dampak buruk pengambilan air tanah berlebihan