Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Sumatera Selatan (PDHI Sumsel) mendorong pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di daerah itu merekrut lebih banyak tenaga profesi dokter hewan untuk dapat merespon cepat bila terjadi gangguan kesehatan ternak.
Ketua PDHI Sumsel dr Jafrizal, di Palembang, Selasa, mengatakan jumlah dan ketersediaan tenaga profesi dokter hewan di daerah masih perlu terua ditambah,
Dalam hal ini PDHI Sumsel merekomendasikan pemerintah membuka ruang penerimaan tenaga kerja profesi di tingkat kedinasan ataupun memberdayakan kalangan pelajar-mahasiswa bidang peternakan secara maksimal.
"Sehingga bila terjadi gangguan kesehatan pada hewan ternak seperti sapi, kerbau di daerah penanganan bisa segera ditindak lanjuti," kata Jafrizal.
Dia menjelaskan, peristiwa kematian mendadak sebanyak 30 ekor kerbau ternak di Kabupaten Musi Rawas Utara beberapa pekan lalu menjadi contoh urgensi ketersediaan dokter hewan.
Puluhan kerbau di Musi Rawas Utara itu mati karena terjangkit penyakit ngorok tegere atau Septiceimia Epizootica (SE).
Bahkan, pihaknya juga mendapatkan laporan kematian serupa pada hewan ternak sapi juga ditemukan di Kota Prabumulih pada waktu bersamaan.
"Beruntungnya meski di tengah keterbatasan (jumlah dokter hewan minim) sudah bisa ditanggulangi, tapi atas kondisi itu pula ketersediaan dokter hewan juga perlu dipertimbangkan, sehingga sebelum terjadi penyakit dapat dicegah lebih dulu secara optimal," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel Ruzuan Effendi, mengatakan saat ini sedang dilangsungkan vaksinasi terhadap hewan ternak untuk mengantisipasi penularan penyakit SE.
Vaksinasi tersebut dilakukan untuk setiap daerah penghasil ternak sapi dan kerbau seperti Kabupaten Banyuasin, Ogan Ilir, dan Ogan Komering Ilir, Musi Rawas Utara, dan Empat Lawang dan Prabumulih.
"Dari 6.000 dosis yang diterima, khusus untuk Musi Rawas Utara dialokasikan sebanyak 1.000 dosis karena populasi kerbau di daerah tersebut cukup besar yakni berkisar 2.000 ekor sekaligus menjadi daerah endemi penyakit Ngorok Tegere," katannya.
Penyuntikan vaksin dilakukan tenaga kesehatan peternakan kabupaten setempat di mana per satu dosis vaksin kapasitas 200 cc diperuntukkan bagi 100 kerbau dan sapi.
Penyuntikan vaksin tersebut ditujukan bagi hewan ternak yang sehat sehingga imunitasnya meningkat dan tidak tertular penyakit, kata Ruzuan.
Berita Terkait
Sapi terjangkit LSD tidak sah sebagai hewan kurban
Rabu, 24 April 2024 15:58 Wib
Seekor anak gajah lahir di PKG Sebanga Bengkalis
Selasa, 9 April 2024 9:25 Wib
Balai Karantina Sumsel gelar operasi patuh karantina di Pelabuhan Tanjung Api Api
Kamis, 4 April 2024 23:55 Wib
Balai Karantina Sumsel menggelar operasi patuh lalu lintas hewan
Rabu, 27 Maret 2024 19:18 Wib
Sejak 2022 BRIN hasilkan suplemen atasi ternak kekurangan mineral
Jumat, 15 Maret 2024 9:49 Wib
Satgas vaksinasi Dinas Peternakan OKU siap sisir 10 ribu ternak
Jumat, 1 Maret 2024 19:18 Wib
Sepanjang 2023, 11.592 ekor hewan ternak di OKU divaksin anti-PMK
Selasa, 27 Februari 2024 19:55 Wib
Cakupan vaksin PMK di OKU Selatan capai 100 persen pada 2023
Senin, 12 Februari 2024 16:13 Wib