Masyarakat harus cuci tangan sebelum makan 'gorengan'

id COVID-19 sumsel, corona sumsel, data kasus baru corona sumsel, COVID-19 palembang, kasus sembuh sumsel, kasus meninggal sumsel, gugus tugas sumsel, zo

Masyarakat harus cuci tangan sebelum makan 'gorengan'

Berbagai macam jenis gorengan (ANTARA/ist)

Kita semua ingin kembali ke kondisi normal, tapi keinginan itu membutuhkan komitmen tinggi dan masyarakat harus kompak disiplin menerapkan protokol kesehatan
Palembang (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan meminta masyarakat agar mencuci tangan dengan sabun sebelum menyantap makanan ringan termasuk 'gorengan' selama masa pandemi. 

Juru Bicara Gugus Tugas Sumsel Yusri di Palembang, Jumat, mengatakan bahwa langkah protokol kesehatan pencegahan COVID-19 harus diterapkan dari hal-hal paling kecil yang selama ini kerap diabaikan oleh masyarakat.

"Cuci tangan jangan hanya saat mau makan nasi saja, tapi ketika makan snack atau gorengan juga harus cuci tangan dengan sabun di air mengalir, jadi saat makan tangan benar-benar bersih," ujarnya.

Menurut dia, disiplin menjaga kebersihan dalam hal-hal terkecil akan menjadi jalan bagi Sumsel jika ingin keluar dari krisis pandemi, ia meyakini bahwa kasus positif akan menurun meskipun saat ini pergerakanya masih cukup fluktuatif.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak terlena dengan pemulihan aktifitas sosial, agama dan ekonomi dalam proses menuju normal baru, karena dapat memperburuk upaya memutus rantai penyebaran COVID-19.

Masyarakat perlu terbiasa menggunakan masker saat berinteraksi, menjaga jarak saat berkumpul, dan memperkuat imunitas tubuh dengan menjaga pola kesehatan.

"Kita semua ingin kembali ke kondisi normal, tapi keinginan itu membutuhkan komitmen tinggi dan  masyarakat harus kompak disiplin menerapkan protokol kesehatan," tambahnya.

Sementara warga Sumsel positif terinfeksi COVID-19 kembali bertambah 27 orang, terdiri dari Kota Palembang (17 kasus), Musi Banyuasin (empat), serta Lahat, Musi Rawas, Prabumulih, Lubuklinggau, OKU dan Ogan Ilir masing-masing satu kasus.

Total kasus menjadi 1.056 orang pada 4 Juni 2020, kata dia, meski bertambah namun Sumsel berhasil turun dari peringkat enam ke peringkat tujuh kasus terbanyak di Indonesia.

"Kasus sembuh juga bertambah 31 orang dari Palembang, Lahat, OKI, Banyuasin dan luar wilayah, sehingga total sembuh di Sumsel 255 orang," kata Yusri menambahkan.

Sedangakn kasus meninggal turut bertambah dua orang dari Palembang dan Muba, sehingga total kasus meninggal di Sumsel menjadi 36 orang, terakumulasi sebanyak 3,5 persen atau masih normal berdasarkan rata-rata kematian secara global.

Tambahan kasus positif tersebut semakin memperkokoh Kota Palembang (zona merah) pada posisi puncak wilayah kasus positif COVID-19 terbanyak dengan 614 kasus atau 58 persen dari total 1.056 kasus di Sumsel.

Sementara kasus paling banyak lainnya menyebar di Kabupaten Banyuasin (zona merah) 76 kasus, Kota Lubuklinggau (zona merah) 74 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ilir (zona kuning) 61 kasus, Kabupaten Ogan Ilir (zona kuning) 54 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ulu (zona merah) 38 kasus, dan Kota Prabumulih (zona merah) 34 kasus.

Kasus lainnya tersebar di 10 wilayah zona kuning, yakni Kabupaten Musi Rawas Utara (22), Musi Rawas (19), Muara Enim (16), Musi Banyuasin (16), Lahat (sembilan), OKU Timur (sembilan), OKU Selatan (dua), serta Pagaralam, PALI dan Empat Lawang (satu), khusus dari luar Sumsel, namun dirawat di Sumsel sebanyak sembilan kasus.