Pertumbuhan ekonomi Sumsel terkoreksi 4,98 persen pada triwulan I/2020

id pertumbuhan ekonomi,ekonomi sumsel,ekonomi COVID-19,corona,virus corona,BPS,pertumbuhan ekonomi sumsel,ekonomi triwulan

Pertumbuhan ekonomi Sumsel terkoreksi  4,98 persen pada triwulan I/2020

Kepala BPS Sumsel Endang Triwahyuningsih (tengah). (ANTARA/Dolly Rosana/20)

Hampir berpengaruh pada semua sektor, ada yang positif, melambat dan terjadi kontraksi
Palembang (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan terkoreksi dari 5,69 persen pada triwulan IV/2019 menjadi 4,98 persen pada triwulan I/2020 karena terdampak pandemi virus Corona (COVID-19).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Endang Tri Wahyuningsih di Palembang, Selasa, mengatakan meskipun wabah mulai menyebar di provinsi itu pada akhir Maret 2020, namun telah berpengaruh dalam kondisi ekonomi sejak Februari.

“Hampir berpengaruh pada semua sektor, ada yang positif, melambat dan terjadi kontraksi,” kata dia.

Ia mengatakan, industri pengolahan merupakan salah satu sektor yang tumbuh melambat karena dipengaruhi kondisi wabah COVID-19.

Jika ditelisik, industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian yang terdampak negatif secara signifikan.

“Pembatasan yang dilakukan selama Corona tentu telah berpengaruh terhadap industri makanan dan minuman, juga sektor lainnya seperti transportasi dan perdagangan,” katanya.

Endang mengatakan meski beberapa sektor menahan laju pertumbuhan ekonomi, tetapi ada pula sektor yang menuai torehan positif selama masa pandemi.

Menurut dia, sektor informasi dan komunikasi terdampak positif di mana dapat tumbuh 9,59 persen pada triwulan I/2020 secara year on year.

“Kebutuhan konsumsi komunikasi meningkat semenjak imbauan untuk work form home dan school from home,” kata dia.

Bahkan, kata dia, Telkomsel mencatat lonjakan trafik dimana Sumbagsel masuk ke dalam 5 besar wilayah operasional Telkomsel yang mengkontribusi kenaikan payload sebesar 4,2 persen.

Selain itu, ia menambahkan, sektor pertanian kehutanan dan perikanan juga mengalami peningkatan selama triwulan I/2020 di mana tumbuh 4,21 persen.

Endang mengemukakan pertumbuhan di sektor pertanian tidak terlepas dari produksi tanaman biofarmaka, seperti jahe, kunyit dan lengkuasnya yang meningkat seiring tingginya permintaan.

“Selain itu jumlah gabah kering giling juga meningkat seiring adanya peningkatan produksi padi pada masa panen,” kata dia.