BI Sumsel imbau warga tidak panik sikapi harga gula

id Gula pasir, harga gula, BI Sumsel, panic buying, disdag palembang, kelangkaan gula, bulog sumsel, stok gula,Het gula, gu

BI Sumsel imbau warga tidak panik sikapi harga gula

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Hari Widodo, Kamis (12/3/2020) (ANTARA/Aziz Munajar)

Palembang (ANTARA) - Bank Indonesia Sumatera Selatan mengimbau masyarakat tidak panik menyikapi kelangkaan stok dan kenaikan harga gula pasir sebab dapat menimbulkan panic buying.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Hari Widodo, Kamis, mengatakan adanya panic buying justru akan memperparah keadaan karena tidak terbaginya gula secara merata kepada masyarakat.

"Masyarakat tidak perlu panik dalam arti perilaku belanjanya, misal biasa beli 2 kilogram tiba-tiba beli 4 kilogram karena khawatir tidak kebagian, itu sebaiknya dihindari sebab pemerintah sudah berupaya memenuhi pasokan gula," ujar Hari Widodo saat meninjau Gudang Bulog Sumsel di Palembang.

Menurut dia adanya stok 9,6 ton gula di Gudang Bulog Sumsel masih cukup memenuhi kebutuhan Kota Palembang untuk saat ini, namun masyarakat harus berhemat agar tidak menimbulkan kelangkaan.

Memperpanjang kontinuitas ketersediaan merupakan salah satu langkah mencegah kelangkaan gula di pasar-pasar dengan pembelian gula yang terbagi rata atau menghindari panic buying.

Ketersediaan pasokan komoditi bahan pokok termasuk gula memang penting agar inflasi tetap terkendali, kata dia, terutama saat fenomena musiman Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) dimana permintaan stok akan meningkat meski setelahnya diikuti deflasi.

"Walaupun sifatnya musiman namun tetap perlu diantisipasi," tambahnya.

Bank Indonesia Perwakilan Sumsel pun mendukung upaya Pemkot Palembang menyelenggarakan operasi pasar murah sebagai langkah jangka pendek mengelola stok gula pasir agar harga pasar tidak melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Penentuan HET itu ada kalkukasinya, jika sudah melampaui dari ketetapan maka harus ada kebijakan konkrit untuk mengatasinya," jelas Hari.

Sementara Kepala Bidang Sarana Distribusi Dinas Perdagangan Kota Palembang, Mardiana Tarigan, mengatakan telah berkoordinasi dengan distributor gula yang ada di Kota Palembang agar ikut membagi gula ke pasar-pasar tradisional.

"Memang masuknya gula pasir ke pasar-pasar berkurang karena belum musim panen, tetapi kami sudah minta agar harga di distributor tidak boleh dinaikkan dari HET Rp12.500 perkilogram," jelas Mardiana.

Pihaknya juga mengimbau para pedagang agar memperhatikan kondisi konsumen dengan tidak menaikkan harga gula jauh melampaui HET, sebab diakuinya masih ada pedagang nakal yang menaikan harga gula hingga Rp18.000 perkilogram.

"Kami terus memantau dan menyidak pasar-pasar untuk memastikan harga gula masih sesuai HET," tegasnya.

Selain itu, dalam waktu dekat Pemkot Palembang bersama Bulog akan melaksanakan pasar murah bertahap di 18 pasar tradisional agar masyarakat bisa mendapatkan gula dengan harga normal Rp12.500 perkilogram.