Ekonomi Sumatera Selatan bakal ditopang pembangunan infrastruktur 2020

id ekonomi,infrastruktur,jalan tol,pertumbuhan ekonomi,komoditas,karet,sawit,batubara

Ekonomi Sumatera Selatan bakal ditopang pembangunan  infrastruktur 2020

Ilustrasi - Pintu tol Palembang-Indralaya, Sumatera Selatan. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/19)

Palembang (ANTARA) - Bank Indonesia memprediksikan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan pada 2020 bakal ditopang oleh pembangunan sejumlah proyek infrastruktur strategis nasional.

Kepala Perwakilan BI Sumsel Yunita Resmi Sari di Palembang, Kamis, mengatakan Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tahun depan berada di kisaran 5,7 persen - 6,1 persen karena didorong oleh investasi.

“Masih ada proyek pembangunan jalan Tol Trans-Sumatera di Sumatera Selatan, ini tentunya bisa mendongkrak investasi di Sumsel,” kata dia.

Yunita menambahkan peningkatan investasi tersebut juga didorong oleh keyakinan pelaku usaha terhadap iklim investasi di Sumsel yang terus membaik.



Selain itu, kata Yunita, pertumbuhan ekonomi Sumsel juga dapat terdongkrak oleh konsumsi rumah tangga yang diperkirakan tumbuh stabil.

Ia menambahkan sepanjang tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Sumsel dinilai baik. Tercermin dari kinerja pada triwulan III/2019 sebesar 5,67 persen atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional dan regional Sumatera. Sehingga, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Sumsel dapat meningkat dalam kisaran 5,6 persen-6,0 persen pada tahun 2019.

Sementara secara nasional, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan berada di sekitar 5,1 persen pada 2019 dan akan meningkat dalam kisaran 5,1 persen-5,5 persen pada tahun 2020.



Secara terpisah, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya Bernadette Robiani mengatakan pada 2020, Sumsel bakal menghadapi sejumlah tantangan seiring dengan perubahan perilaku ekonomi di dalam dan luar negeri.

Bernadette mengatakan tantangan ini tak lepas dari ketergantungan dari Sumatera Selatan pada ekspor bahan baku komoditas karet, sawit dan batubara.

Ketiga komoditas ekspor tersebut diketahui mengalami penurunan harga yang cukup signifikan dalam sejak lima tahun terakhir, dan dibarengi dengan penurunan permintaan pasar dunia.



Kemudian, tantangan lainnya yakni hingga kini Sumatera Selatan sejatinya masih mengandalkan belanja pemerintah dari APBD dan APBN untuk investasi dan adanya perubahan pola konsumsi di masyarakat seiring dengan perkembangan gaya hidup.

“Konsumen lebih senang membeli makanan jadi secara online ketimbang memasak sendiri. Hal itu membawa implikasi pada melambatnya pertumbuhan konsumsi makanan dan minuman,” kata dia.

Sejumlah tantangan akan dihadapi pelaku usaha di Sumsel pada 2020, tapi tentunya dibalik tantangan ini tetap ada peluang, diantaranya, adanya jalan tol yang menghubungkan Sumatera Selatan dengan Lampung dari Bakauheni hingga Palembang.

“Tersedianya jalan tol ini akan menciptakan aktivitas ekonomi baru yang memberikan dampak multi karena adanya efisiensi,” ujar dia.