Jakarta (ANTARA) - Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyatakan pelaku pasar masih mencerna pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat/Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pasca pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dini hari tadi seiring penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pada pembukaan perdagangan hari ini, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS menguat 34 poin atau 0,21 persen menjadi Rp16.225 per dolar Amerika Serikat (AS) dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.259 per dolar AS.
“Ada dua poin yang bisa kita ambil dari pernyataan Powell, yaitu The Fed tidak mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan AS tahun ini dan The Fed menunda pemangkasan karena belum yakin inflasi AS akan turun ke 2 persen saat ini,” ujarnya ketika ditanya Antara, Jakarta, Kamis.
Di satu sisi, lanjutnya, pernyataan soal tidak adanya kenaikan memberikan kelegaan ke pasar dan bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko. Di sisi lain, indikasi penundaan pemangkasan suku bunga memberikan kekhawatiran di pasar bahwa The Fed bisa tak mengeluarkan keputusan tersebut pada tahun ini.