Menkop tekankan pentingnya UMKM lakukan "market intelligence"

id Teten masduki,menkop dan ukm,tanwir ii aisyiyah

Menkop tekankan pentingnya UMKM lakukan "market intelligence"

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki hadir menjadi narasumber dalam acara Tanwir II ‘Aisyiyah Periode 2015-2020 bertema Dinamisasi Gerakan Menebar Islam Berkemajuan yang dihadiri perwakilan anggota ‘Aisyiyah seluruh Indonesia di Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Sabtu (16/11/2019). ANTARA/Hanni Sofia.

Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menekankan pentingnya UMKM untuk melakukan "market intelligence" (intelijen pasar) agar bisa memproduksi sesuatu sesuai keinginan, kebutuhan, dan selera pasar sehingga mampu meningkatkan daya saingnya.

“Market intelligence penting untuk mengetahui keinginan dan selera pasar sekaligus menemukenali kompetitor,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki kepada para perempuan wirausaha yang tergabung dalam organisasi remaja putri Muhammadiyah, ‘Aisyiyah di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Sabtu.

Market intelligence adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi, yang berhubungan dengan rencana dan strategi pemasaran. Teten hadir menjadi narasumber dalam acara Tanwir II ‘Aisyiyah Periode 2015-2020 bertema Dinamisasi Gerakan Menebar Islam Berkemajuan yang dihadiri perwakilan anggota ‘Aisyiyah seluruh Indonesia.

“Mengapa produk China bisa mendominasi penjualan online? Mereka melakukan market intelligence, menangkap tren, gaya seperti apa, kebutuhan, dan harga pasar. Mereka buat itu dan mereka kasih tahu ke UMKM-nya agar segera memproduksi itu lalu menaruh di Pos Lintas Batas kita kemudian masuk ke pasar Indonesia,” kata Teten.



Pada kesempatan itu, Teten menyampaikan materi berjudul Penguatan Daya Saing Koperasi dan UMKM kepada ratusan perwakilan anggota ‘Aisyiyah dari seluruh Indonesia.

Ia mencontohkan bunga telang yang selama ini tidak disadari potensinya jika dikeringkan ternyata sangat disukai pasar luar negeri sebagai pewarna alam ungu organik sehingga nilai ekonominya tinggi tercatat Rp500.000/kg.

Oleh karena itu, ia mendorong ‘Aisyiyah sebagai organisasi melakukan intelijen pasar untuk kepentingan anggotanya yang menjadi wirausaha.

Ia menilai selama ini UMKM di Indonesia selalu memproduksi sesuatu tanpa ada panduan pasar.

“Tanpa mengarah yang dibutuhkan oleh pasar apa sehingga perlu market intelligence, tidak bisa lagi bikin sesuka kita karena kita akan kalah saing karena sekarang eranya konsumen mudah sekali tidak loyal,” katanya.



Menurut Teten Masduki, pasar saat ini mudah sekali berubah seleranya sehingga sebagai produsen harus terus berinovasi dan punya panduan membaca selera pasar.

Teten juga menjelaskan ke depan akan fokus mengembangkan UMKM dengan pola pendekatan kelompok dalam hal ini koperasi.

“Saya akan mengembangkan factory sharing jadi ada kompleks pabrik mesin modern yang bisa diakses UMKM-UMKM dengan biaya melalui skema tertentu sehingga UMKM bisa bersaing dengan usaha besar,” katanya.

Teten mangatakan hal tersebut telah berhasil diterapkan di Thailand. “Kita bisa beli ini secara kolektif sehingga playing fieldnya sama dengan usaha besar,” katanya.



Teten pada kesempatan itu menyatakan komitmennya untuk mendukung ‘Aisyiyah yang selama ini banyak mewadahi para perempuan wirausaha.

“Silakan dirancang skema yang lebih konkret sehingga kita bisa MoU yang lebih realistis dan fokus pada produk yang punya nilai ekonomi tinggi. Saya juga mendorong Universitas ‘Aisyiyah untuk melakukan studi mana produk-produk dari anggota ‘Aisyiyah yang bisa kita upgrade untuk go internasional,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Teten juga menyempatkan berdialog dengan anggota ‘Aisyiyah terkait kendala dalam berwirausaha sekaligus inspirasi untuk pengembangan usaha.

Ia kemudian meminta agar dibentuk tim kecil antara ‘Aisyiyah dengan Kementerian Koperasi dan UKM untuk merumuskan kerja sama yang lebih konkret ke depan.