Menperin soroti ketimpangan harga karet pohon dan olahan

id Airlangga Hartarto,menteri perindustrian,karet

Menperin soroti ketimpangan harga karet pohon dan olahan

Ilustrasi karet

Jakarta,  (ANTARA News Sumsel) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengaku prihatin terhadap ketimpangan harga antara karet pohon produksi petani dan karet olahan industri.

Dalam peresmian Pabrik PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) di Cilegon, Banten, Kamis, Menteri Airlangga menyebutkan harga jual karet kering atau "crumb rubber" saat ini bisa mencapai Rp25.800 per kilogram, sementara karet alam di tingkat petani hanya mencapai Rp5.000-Rp6.000 per kg.

"Pemerintah sangat perhatian dengan harga karet saat ini. Harga 'crumb rubber' 1,8 dolar AS per kilogram, sedangkan harga karet petani Rp5.000 sampai Rp6.000 per kilogram," kata Airlangga.

Oleh karena itu, Pemerintah berupaya untuk mendorong penyerapan karet produksi dalam negeri hingga 7 persen untuk proyek infrastruktur.

Saat ini Kementerian Perindustrian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah membuat proyek percontohan penggunaaan karet sebagai campuran aspal untuk pemeliharaan jalan di Bekasi.

Sebelumnya, Kementerian PUPR sudah menggunakan aspal karet di beberapa lokasi, termasuk di Provinsi Sumatra Selatan. Kelebihan campuran aspal karet alam diyakini dapat meningkatkan kualitas perkerasan aspal dalam usia layanan dan ketahanan terhadap alur.

Khusus di Sumatra Selatan, Presiden Joko Widodo juga telah mengumumkan bahwa karet petani akan dibeli Rp7.500 sampai Rp8.000 melalui Balai Kementerian PUPR.

Proses penggunaan karet sebagai bahan campuran aspal yakni karet dari petani di Sumsel yakni dimulai dari pemrosesan di Pusat Penelitian Karet di Bogor yang mampu memproduksi karet lateks 1,6 ton/hari.

Kemudian dilakukan pencampuran karet tervulkanisir di tempat curah aspal di Lampung. Selanjutnya didistribusikan ke aspal mixing plant di Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang dan dilakukan kegiatan pencampuran. Selanjutnya aspal karet siap dihamparkan.

Berdasarkan keterangan tertulis, Kementerian PUPR pada Tahun 2018-2019 melaksanakan preservasi Jalan Muara Beliti-Tebing Tinggi-Lahat sepanjang 125 km dengan anggaran sebesar Rp30,55 miliar. Dari total panjang tersebut, terdapat 5,3 km yang menggunakan aspal karet dengan ketebalan 4 cm.